Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anjlok, Target Serapan Beras Bulog Sulselbar Hanya 178 Ribu Ton

Anjlok, Target Serapan Beras Bulog Sulselbar Hanya 178 Ribu Ton Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -
Target serapan beras dari Bulog Sulselbar turun drastis pada 2018. Penurunannya bahkan melebihi 100 persen. Bila tahun lalu, Bulog Sulselbar menargetkan realisasi penyerapan beras hingga 418 ribu ton, maka pada tahun ini target BUMN di bidang pangan tersebut hanya 178 ribu ton. 
 
"Tahun ini target serapan beras memang rendah bila dibandingkan tahun lalu. Targetnya 178 ribu ton, itu kami yakin mampu penuhi bahkan melampaui karena tahun lalu saja bisa capai 300 ribu ton lebih," kata Kepala Divisi Perum Bulog Sulselbar, Dindin Syamsuddin, saat ditemui di kantornya, Rabu, (17/1/2018).
 
Dindin menjelaskan anjloknya target serapan beras bukan karena produksi di Sulselbar yang merosot. Penurunan target itu merujuk pada merosotnya target penyaluran bantuan sosial atau bansos untuk beras sejahtera. Pada 2018, Sulsel hanya mendapatkan jatah beras sejahtera 47 ribu ton untuk dibagi. 
 
"Pertimbangan sehingga target serapan beras turun karena bansos itu. Kalau tahun lalu penyaluran bansos untuk beras sejahtera mencapai 88 ribu ton, tahun ini turun hanya 47 ribu ton. Tapi, ya meski target serapan beras turun, kami tetap akan optimalkan untuk membeli beras petani sebanyak-banyaknya," tutur dia. 
 
Menurut Dindin, pihaknya berupaya menyerap beras semaksimal mungkin, baik itu jenis medium maupun premium. Pertimbangannya, Sulsel sebagai daerah produsen berkomitmen menyangga kebutuhan provinsi lain. Terlepas dari itu, beras yang dibeli Bulog dipastikannya memberikan keuntungan bagi petani.
 
Bulog Sulselbar sendiri memasok lebih dari 300 ribu ton beras ke 14 provinsi di Indonesia sepanjang 2017. Gelombang pengiriman beras masih terus berlanjut pada awal 2018. Terlebih, dengan adanya kondisi kelangkaan stok beras di sejumlah daerah yang mengakibatkan harga melonjak dan pemerintah melakukan impor. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: