Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Memetik Makna di Balik Olahraga Ekstrem Para CEO

Memetik Makna di Balik Olahraga Ekstrem Para CEO Kredit Foto: Antara/Christophe Archambault
Warta Ekonomi, Jakarta -

Orang-orang sukses bukanlah orang-orang sembarangan, seperti halnya para chief executive officer (CEO) terkemuka di dunia. Keberaniannya dalam mengambil keputusan menjadi salah satu faktor yang mendukung kesuksesannya dalam memimpin perusahaan. 

Untuk mengasah kemampuannya, tidak jarang, perusahaan atau lembaga melakukan kegiatan di alam terbuka, seperti hiking, menyeberangi atau menyusuri sungai, maupun mendaki bukit. Tetapi, tidak sedikit pula orang yang memang memiliki hobi semacam itu. Orang-orang yang memiliki hobi semacam itu diyakini memang memiliki mental yang kuat, serta berani mengambil risiko dan keputusan. Tak jarang juga, CEO yang memilih olahraga ekstrim dan berisiko tinggi. Hal tersebut terlihat dari lima CEO perusahaan global berikut ini. 

Boris Bourdin dan Triathlon

CEO Danone Argentina, Boris Bourdin, merupakan penggemar olahraga triathlonTriathlon adalah cabang olahraga ekstrem yang memerlukan kekuatan dan kebugaran fisik karena melibatkan tiga olahraga sekaligus, yaitu berenang, bersepeda, dan berlari. Pria yang pernah menjadi CEO PT Sari Husada ini pernah mengikuti lomba triathlon tingkat dunia di Bali pada tahun 2011. Saat mengikuti lomba tersebut, dia harus berenang sejauh 500 meter, bersepeda 20 kilometer, dan berlari 5 kilometer. 

Kecintaannya terhadap olahraga yang melombakan kecepatan ini tak lepas dari latar belakangnya sebagai salah satu dari sepuluh besar mantan atlet layar Perancis di akhir 1980. Dia adalah pemegang rekor layar Hongkong dan Taiwan pada tahun 2007. Sejak itu, Boris mulai menekuni pekerjaan tanpa meninggalkan hobi olahraga yang sampai sekarang masih dicintainya. Selama 13 tahun terakhir, Boris menekuni karier bisnis di tujuh negara berbeda, Selandia Baru, beberapa negara di Eropa Timur, Rusia, dan Indonesia (PT Sari Husada).

Nicholas Woodman dan Surfing

Nicholas Woodman, CEO GoPro, adalah penyuka olahraga surfing. Berkat kegemarannya berselancar itulah, dia menemukan ide untuk membuat action camera untuk merekam kegiatan olahraga di luar ruang. Sewaktu dia melakukan hobinya tersebut, dia berpikir membutuhkan beberapa jenis perangkat kamera yang dapat merekam aktivitas outdoor dengan lebih mudah. Ia kemudian membuat strap (tali pengikat) untuk memasang sebuah kamera kecil.

Selain berselancar, Woodman juga penggemar olahraga ekstrem yang memacu adrenalin, seperti snowboarding, bersepeda gunung, dan balapan. Saat ini, pelaku olahraga-olahraga tersebut banyak merekam aktivitasnya dengan menggunakan kamera GoPro. Kepopuleran produk GoPro di kalangan pecinta olahraga ekstrem tersebut merupakan hasil kerja keras Woodman dalam membangun GoPro yang dimulai tahun 2004. 

Sergey Brin dan Flying Trapeze

Flying Trapeze atau aksi akrobatik menggunakan ayunan, termasuk salah satu olahraga ekstrem. Tidak banyak orang yang sanggup melakukan olahraga ini. Tetapi bagi Sergey Brin, CEO Google, itu adalah hobi yang kerap dilakukan di waktu senggang. Selain trapeze, Brin juga gemar melakukan olahraga ektrem lainnya, seperti skydiving, dan roller hockey

Olahraga tersebut dilakukan Brin sejak dia mengetahui tentang penyakit Parkinson, yaitu penyakit gangguan gerak dengan gejala tremor atau gemetaran. Pada tahun 2008, Brin mengetahui bahwa dia memiliki mutasi pada gen LRRK2 yang meningkatkan risiko untuk terkena penyakit Parkinson. Oleh sebab itu, Brin mulai menyukai olahraga yang memacu adrenalin ini dengan bergelantungan di sebuah ayunan seperti yang biasa dilakukan para pemain sirkus itu. Pada tahun 2009, Brin juga mengikuti kelas lanjutan di Circus Warehouse, sebuah fasilitas pelatihan di dekat perbatasan Queen dan Brooklyn di New York City.

Richard Branson dan Jet Ski

Pendiri perusahaan Virgin Group, Richard Branson, memiliki hobi menantang, yaitu bermain Jet Ski. Lelaki yang kini berusia 67 tahun itu juga suka berpetualang di laut lepas, seperti diving. Sejak usia dini, dia telah menunjukkan kegemarannya untuk mengambil risiko dengan berpetualang. Dia telah melakukan beberapa usaha ekstrem, seperti mencoba terbang ke seluruh dunia dengan balon udara. Meski gagal, dia tetap berhasil melintasi Atlantik dan Pasifik. Dia juga berhasil menyebrangi Selat Inggris memakai kendaraan amfibi selama 1 jam 40 menit. 

Di kehidupan bisnisnya, Virgin Cola dan peritel pakaian perawan bernama Virgin Bride mungkin tidak berjalan dengan baik dan telah gagal. Tetapi untuk bisnisnya yang lain, seperti Virgin Records dan Virgin Atlantic Airways, telah menjadikannya salah satu orang terkaya di dunia. Pada usia 57, Branson telah memiliki kerajaan bisnis Virgin Group yang memiliki lebih dari 300 perusahaan. Beberapa bisnisnya bergerak di bidang layanan pemesanan online untuk pesawat pribadi, Virgin Atlantic Airways.

Sandy Lerner dan Jousting

CEO Cisco Systems, Sandy Lerner, sangat menyukai olahraga jousting, yaitu pertandingan duel berkuda ala Ksatria Eropa di abad pertengahan. Meskipun seorang perempuan, Lerner tahu banyak tentang permainan dua orang yang berkuda sambil membawa tombak dan saling menyerang ini. Bahkan, dia mempunyai banyak koleksi, mulai dari tombak hingga kostum tiap periodenya. Dia juga membeli 800 hektar tanah di pedesaan Upperville Virginia untuk mengembangbiakkan banyak kuda demi permainan kesukaannya tersebut. 

Sandy Lerner adalah salah satu pendiri Cisco Systems, perusahaan teknologi informasi yang sudah bergerak selama puluhan tahun. Lerner mendirikan Cisco pada tahun 1984 bersama pacarnya, Len Bosack. Pada tahun 1990, Lerner mengambil keputusan memecat CEO perusahaan tersebut hingga Bosack berhenti mendukung dirinya. Selepas dari Cisco, Lerner sempat merambah bisnis kosmetik Urban Decay, namun dia menjualnya kepada Louis Vuitton pada tahun 2000. Lerner kemudian bekerja di bidang pertanian dan gencar mempromosikan pertanian organik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: