Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Kisah Sukses DL Sitorus si Raja Sawit

Ini Kisah Sukses DL Sitorus si Raja Sawit Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

DL Sitorus alias Darianus Lungguk Sitorus, seorang pengusaha sukses asal Toba Samosir (Tobasa), Sumatera Utara yang dikenal dengan julukan 'Raja Sawit' dan 'Tuan Takur'. Meski sudah meninggalkan dunia, nama DL Sitorus masih dikenal di dunia persawitan. 

Lahir di Desa Parsambilan, Kecamatan Silaen, Kabupaten Tobasa, DL Sitorus kemudian pindah dan besar di Pematangsiantar, kota kedua terbesar di Provinsi Sumut. 

Seperti yang dilansir Sindonews.com bahwa nama DL Sitorus dikenal publik karena memiliki perkebunan sawit yang sangat luas dan juga yayasan pendidikan. Dia dan perusahaan PT Torganda punya konsesi lahan mencapai puluhan ribu hektare. Lahan yang cukup luas tersebar di daratan Sumatera bagian Timur sampai ke Sumatera bagian Utara.

Bahkan, tanah yang diklaim milik PT Torganda mencakup hutan lindung Register 40 Padang Lawas, Sumatera Utara sehingga pernah membawanya berurusan dengan hukum. Saat itu, dia dituduh mengonversi hutan Negara menjadi perkebunan sawit. Hal ini pula yang membuatnya divonis penjara selama 8 tahun. 

Selain memiliki kebun dan tanah yang luas, DL Sitorus juga memiliki rumah sakit dan klinik pelayanan kesehatan seperti Klinik Pengobatan 24 Jam yang tersebar di wilayah Jabodetabek. DL juga memiliki yayasan pendidikan. Ia menjabat sebagai Ketua Yayasan Abdi Karya (YADIKA) yang berdiri sejak 1976. YADIKA secara bertahap telah menyelenggarakan semua strata pendidikan tingkat TK, SD, SMP, SMU, SMEA, STM, LPK, dan BLK.

Tahun 1989, pria bernama lengkap DR Sutan Raja DL Sitorus ini mengembangkan bisnis pendidikan dengan mendirikan Universitas Satya Negara Indonesia (USNI) di Jakarta. Sang raja sawit ini juga dikabarkan memiliki gedung-gedung besar untuk menyelenggarakan resepsi pernikahan Suku Batak yang tersebar di Jakarta dan Bekasi.

Kesuksesan DL Sitorus dalam bisnis kelapa sawit, pendidikan, dan pelayanan kesehatan berhasil membawanya ke pentas politik nasional. Pada 20 Januari 2006, DL Sitorus mendeklarasikan Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN), dimana dia menjadi tokoh utama pendiri partai tersebut.

Meski memiliki harta melimpah dan jabatan hebat, pria perokok ini terlihat sederhana dalam penampilannya sehari-hari. DL Sitorus menikah dengan Boru Siagian dan memiliki lima anak, dua perempuan dan tiga laki-laki.

DL Sitorus pintar mengambil hati masyarakat Sumatera Utara dengan banyak memberikan sumbangan ke guru-guru honorer, membangun sekolah-sekolah, dan aksi sosial lainnya di Sumut. 

Tak heran, ketika DL Sitorus pulang ke kampung halamannya di Toba Samosir (Tobasa) masyarakat menyambutnya dengan suka cita, bak pahlawan yang kembali pulang ke kampung halaman setelah dari medan perang. DL pun sering dipanggil warga sebagai Tuan Takur. Hal ini terjadi saat DL Sitorus terjerat kasus hukum Hutan Lindung Register 40 Padang Lawas.

Begitu menghormatinya masyarakat Tobasa terhadap DL Sitorus, mereka sampai mengabadikan nama DL Sitorus menjadi nama jalan sepanjang 12 kilometer di Kabupaten Toba Samosir.  

Pada 3 Agustus 2017 lalu, DL Sitorus tutup usia ketika dalam perjalanan menuju kampung halamannya. Ia meninggal di dalam pesawat saat sedang boarding di Bandara Soekarno-Hatta dan diduga karena serangan jantung. 

Baca Juga: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: