Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sulsel Target Produksi 6,7 Juta Ton Gabah Kering

Sulsel Target Produksi 6,7 Juta Ton Gabah Kering Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Makassar -

Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo mengatakan pihaknya menargetkan produksi padi hingga 6,7 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) pada 2018.

Target tersebut, meningkat sekitar 11,6 persen dari capaian produksi tahun 2017 yang sebesar 6 juta ton.

Target produksi yang cukup besar tersebut, kata Syahrul, dimaksudkan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan Sulsel, tetapi juga kebutuhan nasional.

"Tahun lalu saja surplus kita 2,6 juta ton beras, ini didistribusi ke provinsi lain untuk memenuhi kebutuhan mereka," kata Syahrul di Makassar, Minggu.

Sejumlah strategi, kata dia, juga telah disiapkan untuk mendukung pencapaian target tersebut. Salah satunya dengan penggunaan mesin-mesin pertanian untuk meningkatkan efisiensi di sektor ini.

Penggunaan mesin panen "mobile combine harvester" misalnya, kata dia, dapat meningkatkan hasil produksi hingga 10 persen, karena mampu menekan jumlah kehilangan hasil produksi dari 11 hingga 12 persen dengan pemanenan manual, menjadi hanya satu hingga dua persen.

Sedangkan penggunaan mesin penanam atau "rice planter", mampu mengefisienkan waktu tanam, dengan kecepatan tanam hanya empat jam per hektar.

Selain itu, pihak Pemprov Sulsel juga mendorong penggunaan bibit unggul dengan produktivitas tinggi.

Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sulsel Fitriani, pihaknya mendorong peningkatan indeks pertanaman hingga tiga kali setahun, atau IP 300.

"Di daerah-daerah yang irigasinya bagus ini sudah dilakukan seperti di Pinrang, dan Sidrap," ucapnya.

Saat ini, tambahnya, luas lahan baku pertanian Sulsel mencapai lebih dari 600 ribu ha, dengan luas pertanaman 1,2 juta ha.

Terkait masalah cuaca, Fitriani menjelaskan pihaknya memiliki Unit Pelaksana Teknis (UPT) khusus yang menangani masalah iklim dan hama penyakit.

"UPT ini yang terus berkoordinasi dengan pihak BMKG (Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika) dan segera menyosialisasikan jika ada ancaman curah hujan yang terlalu tinggi di suatu daerah," jelasnya.

Informasi mengenai iklim ini, kata dia, biasanya juga disampaikan dalam tudang sipulung bersama petani untuk menentukan waktu tanam.

"Sekarang beberapa daerah sudah mulai melakukan penanaman," imbuhnya.

Pihaknya, kata dia, juga meminta petani untuk menggunakan varietas padi tahan genangan di musim penghujan ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: