Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemenkop Nilai Ponpes Cukup Strategis Sebagai Pusat Pemberdayaan Ekonomi Umat

Kemenkop Nilai Ponpes Cukup Strategis Sebagai Pusat Pemberdayaan Ekonomi Umat Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Tangerang -

Kementerian Koperasi dan UKM menilai potensi pondok pesantren (ponpes) cukup strategis sebagai pusat pemberdayaan ekonomi umat karena jumlahnya cukup besar. Berdasarkan data dari Kementerian Agama jumlah ponpes saat ini mencapai 27.290 unit dengan tenaga pendidik 160.793 orang dan santri 3.876.696 orang.

Hal itu dikemukakan Deputi Bidang Pembiayaan Kemenkop dan UKM Yuana Sutyowati saat mewakili Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga dalam acara silahturahmi dan sarasehan internasional Forum Pesantren Alumni Gontor di Pondok Pesantren Daar el Qolam, Pasir Gintung, Tanggerang, Minggu (21/1/2018). Narasumber lain yang ikut hadir yaitu Ketua MPR RI Zulkifi Hasan, CEO Balimuda Group Heppy Trenggono, Ketua Forum Alumni Gontor Zulkifli Muhadli, dan Ahmad Sahidudin Pengasuh Pompres Daar el Qolam.

Yuana mengatakan pesantren dapat dikembangkan untuk memiliki 3 (tiga) peran strategis. Pertama yaitu sebagai lembaga bisnis pesantren yang melaksanakan usaha di sektor produksi, konsumsi, pemesanan, jasa atau simpan pinjam untuk memenuhi kebutuhan dan kemandirian pesantren serta pengembangan bisnis dalam sekala nasional maupun internasional.

Kedua, peran strategis pesantren dapat dilakukan melalui inkubasi bisnis santri. Dimana nantinya diharapkan bisa menjadi laboratorium bisnis santri guna melahirkan wirausaha muslim yang tangguh di dalam mengembangkan ekonomi syariah di Indonesia.

Ketiga, sebagai sentra bisnis lokal dengan melibatkan masyarakat mengembangkan sumber daya dan kearifan lokal untuk membuat produk unggulan daerah," kata Yuana. 

Karena itu, menurut Yuana program-program strategis Kemenkop dan UKM dapat disinergikan dengan pesantren. Antara lain penguatan kelembagaan melalui Koperasi Pondok Pesantren (Koppontren) dan Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK), peningkatan kualitas SDM KUMKM melalui pendidikan dan pelatihan kewirausahaan (entrepreneurship), promosi dan pemasaran produk pesantren melalui Lembaga Layanan Pemasaran KUMKM (Smesco UKM).

Selain itu, sinergi peningkatan akses pembiayaan melalui Program Kredit Usaha Rakyat (KUR), program pembiayaan Kredit Ultra Mikro (Umi), bantuan Wirausaha Pemula, serta bantuan pembiayaan melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir KUMKM.

Yuana melanjutkan bahwa peran strategis pondok pesantren dapat diwujudkan melalui pengembangan kurikulum yang tidak saja dalam bidang keilmuan umum dan keagamaan, tetapi mulai diperkenalkan kurikulum yang berbasis kewirausahaan atau entrepreneurship sehingga alumni pesantren tidak berorentasi dalam mencari pekerjaan, tetapi sudah diarahkan penciptaan lapangan kerja.

"Dengan menerapkan sistem manajemen modern yang dilengkapi dengan kurikulum kewirausahaan, diharapkan pesantren dapat mengembangkan ekonomi syariah di seluruh pelosok Indonesia, mengingat para santri juga berasal dari seluruh penjuru Tanah Air," ujar Yuana

Untuk diketahui Pesantren Darusalam Gontor dalam usianya ke-90 tahun telah membuka 21 unit pesantren dengan 25.000 orang alumni. Dari alumni tersebut telah berkembang 1.000 pesantren dengan jumlah total santri aktif yang mengikuti pendidikan sebanyak 600.000 santri.

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: