Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tito Pepet 22 Perusahaan Besar di Indonesia untuk IPO

Tito Pepet 22 Perusahaan Besar di Indonesia untuk IPO Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Bandung -

Bos PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio sedang memepet 22 perusahaan besar di Tanah Air untuk masuk ke pasar modal Indonesia melalui penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). 

Ia mengungkapkan, sebagiam besar perusahaan-perusahaan yang diimbau untuk bergabung tersebut merupakan perusahaan keluarga. 

"Pokoknya saya minta kepada itu perusahaan besar kayak Djarum, Teh Botol Sosro, Kopi Kapal Api, Kopi Luwak untuk IPO," katanya. 

Dirinya mengungkapkan bahwa pihak BEI sudah mengirimkan surat dan bahkan sudah melakukan pembicaraan kepada beberapa perusahaan tersebut. Namun, kebanyakan masih mencoba untuk memahami terlebih dahulu mekanisme di pasar modal. 

Untuk itu, pihaknya bakal secara terus menerus melakukan pendampingan. Hal ini karena untuk mengajak perusahaan keluarga di Indonesia untuk menjual sahamnya ke publik masih dirasa sulit. Akan tetapi, asa muncul ketika perusahaan keluarga tersebut mayoritas sudah dijalani oleh generasi-generasi penerus. 

"Mereka itu kebanyakan bisnis keluarga yang sudah dijalani oleh generasi kedua, bahkan generasi ketiganya. Banyak dari mereka yang menempuh pendidikan di luar negeri sehingga mereka harusnya jadi lebih terbuka," jelasnya. 

Tito menuturkan apabila perusahaan-perusahaan tersebut sudah puluhan tahun menjalankan bisnisnya di Indonesia. Mereka dianggap telah meraup sumber daya di Tanah Air sehingga memperoleh keuntungan yang tidak kecil.

"Itu supaya masyarakat juga ikut merasakan kesuksesan mereka kan. Jadi tolong, ini saatnya transparasi publik dan beri pemerataan untuk masyarakat," imbuh Tito.

Selain itu, Tito pun berharap dengan masuknya perusahaan-perusahaan tersebut ke BEI bisa mempermudah dirinya untuk menggapai target kapitalisasi pasar menjadi Rp10.000 triliun pada 2019. 

"Kalau merka IPO itu bisa menambah kapitalisasi pasar lebih dari Rp2.000 triliun. Kapitalisasi pasar kita perlu naik supaya bobot naik," pungkasnya. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: