Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tantangan Masa Depan, ISS: Engagement Pekerja dan Perusahaan

Tantangan Masa Depan, ISS: Engagement Pekerja dan Perusahaan Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tantangan utama bagi bisnis di masa depan adalah untuk memastikan agar ikatan (engagement) antara pekerja dengan perusahaan tetap solid.

Group ISS Chief Marketing Officer/Head of Group Marketing Peter Ankerstjerne mengatakan kemajuan inovasi teknologi yang begitu pesat dan pengaruh gaya hidup generasi milenial yang semakin kuat telah mengubah lanskap bisnis dunia dan berdampak nyata terhadap beragam industri maupun terhadap cara dan tempat bekerja.

"Semakin karyawan merasa terikat dengan perusahaan, menjadi semakin produktif dan inovatif," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (23/1/2018).

Peter Ankerstjerne mengatakan transformasi dinamis yang terutama dipengaruhi oleh globalisasi dan didukung oleh kemajuan teknologi serta pesatnya industri e-commerce menjadi tantangan sekaligus peluang bagi perusahaan di bidang jasa, termasuk jasa facility management.

Berdasarkan riset yang dilakukan ISS bersama Copenhagen Institute for Future Studies (CIFS) berjudul The Future of Work, Workforce, and Workplace, jumlah pekerja mobile mencapai 1,3 miliar atau 37% dari total tenaga kerja di dunia.

Di sisi lain, hanya 50% meja-meja kantor yang terisi dan 60% pengambil kebijakan di perusahaan-perusahaan mengungkapkan penurunan pada kebutuhan ruang kantor. Penelitian yang melibatkan wawancara ini juga menemukan hanya 25% pekerja yang tekoneksi dengan misinya dan 15% yang merasa terikat dengan kantor.

"Cara maupun tempat orang bekerja akan sangat berbeda pada tahun 2020 mendatang. Dunia kerja akan penuh dengan ketidakpastian (volatile), kompleks dan ambigu, dipicu oleh kemajuan teknologi. Selain itu jenis pekerjaan juga akan semakin beragam dan bersifat mobile diiringi dengan meningkatnya kebutuhan terhadap tenaga kerja spesialis," jelas Peter.

Ia mengatakan evolusi juga terjadi pada tren ruang perkantoran dari yang sifatnya formal (corporate office) beralih ke ruang kerja berbasis aktivitas (activity based office). Bahkan di masa depan, akan terdapat tempat bekerja yang dapat memberikan pengalaman berbeda (experience based).

Tempat bekerja tidak lagi mencakup ruang atau meja perkantoran dan tak terbatasi oleh ruang dan waktu. Tempat bekerja tak lagi sekedar sebatas fasilitas, namun sebuah pengalaman. Sehingga di masa depan, tempat bekerja akan semakin banyak ditemukan di tempat umum seperti kafe atau kedai kopi, ruang kerja virtual (co-working space), bahkan juga di rumah.

"Menyikapi tren tersebut, penyedia jasa facility management memiliki peran utama dalam menciptakan tempat bekerja yang mampu memenuhi strategi perusahaan atau klien, lingkungan kerja yang menyenangkan sehingga menggugah karyawan untuk bekerja dan mendorong engagement, menghasilkan efisiensi biaya yang berkelanjutan serta membantu perusahaan membentuk masa depan," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: