Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Salurkan Dana Bergulir, LPDB Gandeng Jamkrida dan BPD

Salurkan Dana Bergulir, LPDB Gandeng Jamkrida dan BPD Kredit Foto: LPDB-KUMKM
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (LPDB-KUMKM) berhasil melampaui target pendapatan PNBP yang telah ditetapkan Kementrian Koperasi dan UKM sebesar Rp163 miliar. 

"Angka pencapaiannya sebesar Rp200,8 miliar atau 123 persen. Tentu ini prestasi bagi kita semua," kata Dirut LPDB Braman Setyo saat Rekonsiliasi Rekening dan Peningkatan Kerja Sama dengan Jamkrida dan Perbankan di Bandung, Kamis (25/1/2018).

Braman Setyo menambahkan, LPDB-KUMKM juga berhasil melampaui target 2017 pengalihan dana bergulir program Kemenkop dan UKM tahun 2000-2007 sebesar Rp27 miliar dari target sebesar Rp20 miliar atau pencapaiannya 136 persen.

Braman Setyo mengakui, luasnya cakupan area yang harus dilayani LPDB-KUMKM yaitu 34 provinsi dan lebih dari 400 kabupaten dan kota ini menjadi tantangan tersendiri bagi organisasi yang dipimpinnya.

Oleh arena itu, Braman Setyo menegaskan, pihaknya mendorong organisasi ini menjadi organisasi yang inklusif. LPDB terbuka dan siap bekerja sama dengan seluruh stakeholder untuk memenuhi target penyaluran dana bergulir. 

Menggandeng BPD

Guna memenuhi target dan menjangkau koperasi dan UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia itu, lanjut Braman Setyo, pihaknya menggandeng Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebagai perpanjangan tangan. Hal ini dilakukan karena LPDB tidak memiliki perwakilan di daerah.

Pemilihan BPD sebagai mitra sekaligus perpanjangan tangan dalam penyaluran dana ini karena BPD memiliki kedekatan langsung dengan koperasi dan UMKM di daerah masing-masing sehingga akan lebih memudahkan dalam penyaluran dana sekaligus pengawasannya.

Keunggulan lain dari adanya perpanjangan tangan BPD adalah pemerataan dan pemenuhan target penyaluran dana yang akan lebih difokuskan di luar Jawa. Hal ini karena selama ini 70 persen penyaluran dana masih terpusat di pulau Jawa.

Terkait adanya target penyaluran dana bergulir sebesar R 1,2 triliun untuk tahun 2018 ini dipastikan akan terserap habis pada Juli atau Agustus. Jumlah Rp1,2 triliun ini diakui Braman Setyo sebenarnya masih kurang karena jumlah penerima pinjaman/pembiayaan cukup besar. Meskipun begitu, pihaknya masih memiliki dana talangan sebanyak Rp800 miliar sehingga total dana yang bisa disalurkan sebanyak Rp2 triliun. Dana itu dinilai cukup untuk penyaluran tahun ini.

Didukung 14 Lembaga

Pada kegiatan Rekonsiliasi Rekening dan Peningkatan Kerja Sama dengan Jamkrida dan Perbankan, dikakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dengan 14 Lembaga Penjaminan Kredit Daerah (Jamkrida) dalam membantu penyaluran dana bergulir bagi koperasi dan UMKM. 

Kerja sama ini dilakukan untuk meningkatkan mutu layanan pemberian pinjaman kepada koperasi dan UMKM. Selain itu juga untuk memonitor dan mengevaluasi pemanfaatan dana bergulir yang berkesinambungan.

Karena itu, Braman Setyo mengharapkan kegiatan ini mampu meningkatkan kerja sama dengan perbankan. LPDB sendiri juga melakukan sosialisasi peningkatan kualitas penyaluran dana bergulir, yang bekerja sama dengan OJK, perbankan, Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda), dan lembaga penjamin.

Aplikasi

Sementara itu, Direktur Keuangan LPDB-KUMKM Ahmad Nizar mengungkapkan, selama ini muncul permasalahan terkait adanya transfer dana atau setoran ke kas LPDB yang tidak terdeteksi pengirimnya secara jelas. Hal itu mengakibatkan adanya sejumlah dana yang masuk, tetapi tidak diketahui asal usulnya.

Permasalahan ini muncul karena ada mitra LPDB yang salah atau kurang dalam memasukkan data sehingga terjadi kurang validnya pelaporan. Untuk mengatasinya, selama ini pihaknya menerjunkan tim pendeteksi. Namun yang menjadi masalah, justru cost yang dikeluarkan untuk pelacakan dana ini terkadang lebih besar dari nilai yang dicarinya. 

Oleh karena itu, LPDB mengeluarkan satu aplikasi baru yang akan bisa melacak setiap transaksi dan hasil laporan yang ada secara real time maupun berkala per waktu pelaporan. Aplikasi ini mampu mengidentifikasi, melakukan rekonsiliasi sekaligus menemukan perbedaan angka pelaporan.

Penerapan aplikasi ini dengan memberikan nomor PIN khusus dan verifikasi awal menggunakan email sebelum masuk ke dalam dashboard utama sistem bagi semua mitra LPDB. Dengan berbekal PIN dan alamat email yang berbeda-beda untuk masing-masing mitra, akan memudahkan pelacakan dari setiap kesalahan input data transfer yang sering terjadi. Dengan begitu, kesalahan atau ketidakcocokan data dapat dieliminasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: