Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menko Luhut Sebut Inklusi Keuangan Kurangi Angka Kemiskinan

Menko Luhut Sebut Inklusi Keuangan Kurangi Angka Kemiskinan Kredit Foto: Kemenko Maritim
Warta Ekonomi, Bandung -

Prioritas pembangunan daerah terpencil juga menjadi topik pembicaraan saat Menko Luhut mengadakan pertemuan dengan Ratu Maxima dari Belanda.

Ratu Maxima merupakan penasehat Khusus Sekjen PBB untuk Urusan Inklusi Keuangan atau UNSGSA (United Nations Secretary-General’s Special Advocate for Inclusive Finance for Development).

Ratu Maxima menjelaskan sebagai utusan PBB sejak tahun 2009, ia bertugas mempromosikan pentingnya inklusi keuangan secara global. Misinya adalah agar inklusi keuangan mampu  mempercepat pencapaian sejumlah prioritas nasional seperti yang tercakup dalam SDG’s, seperti pengurangan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, persamaan gender, dan pertumbuhan yang seimbang, dan lain-lain.

“Tujuan yang tercantum dalam SDGs memiliki relasi satu sama lain. Misalnya, kalau mengupayakan pengembangan pendidikan, maka di sisi lain juga sekaligus dapat mengatasi permasalahan kemiskinan,” ujar Ratu dalam keterangan resminya yang diterima di Bandung, Kamis (25/1/2018).

Ratu yang akan kembali berkunjung ke Indonesia bulan depan, mengatakan pada misinya kali ini akan menekankan pentingnya keterlibatan sektor swasta dalam hal ini. 

“Distribusi ekonomi, menyejahterakan ibu dan mencerdaskan anak, mendorong keterlibatan sektor swasta. Hal-hal ini yang ingin saya tekankan pada kunjungan saya nanti. Setelah itu kita bisa sampaikan, pentingnya menabung, bagi mereka. Lalu saya juga akan mendorong pemberian kredit untuk usaha kecil menengah dan sektor pertanian,” paparnya

Adapun, Menko Luhut mengatakan memperkecil angka kemiskinan juga sedang dilakukan pemerintah saat ini dengan memprioritaskan dana pemerintah pembangunan untuk pembangunan daerah terpencil. Pemerintah saat ini dipicu untuk lebih kreatif mencari pembiayaan untuk pembangunan di kota-kota besar. 

“Kami mencari alternatif pembiayaan dengan melibatkan swasta, tentunya juga dengan menpertimbangkan  aspek lingkungan hidup dan inovasi teknologi,” jelasnya. 

Berkenaan dengan sektor pertanian ini, Menko Luhut menjelaskan ada sekitar 15 juta orang (petani dan keluarganya)  yang hidupnya akan terpengaruh oleh larangan Uni Eropa akan ekspor sawit Indonesia. Ratu mengatakan akan membantu memfasilitasi untuk mengatasi masalah ini. 

Setelah bertemu Ratu Maxima, Menko Luhut menghadiri diskusi antartokoh dan pemimpin negara tentang pembangunan pada "Circular Economy Platform Leadership Board Meeting.

Menko Luhut juga menerima kunjungan Tadashi Maeda, Chief Executive Officer at Japan Bank of International Cooperation(JBIC) yang menyampaikan keinginan JBIC untuk lebih aktif lagi berinvestasi pada proyek-proyek infrastruktur Indonesia. Ia berjanji untuk menindaklanjuti niat baik JBIC ini. Sedangkan, malam harinya Luhut menjadi pembicara utama pada acara "Indonesia Night” yang bertujuan mempromosikan Indonesia sebagai tujuan investasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: