Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kazakhstan 'Jatuh Hati' dengan Gaya BNPT Tangani Terorisme

Kazakhstan 'Jatuh Hati' dengan Gaya BNPT Tangani Terorisme Kredit Foto: BNPT
Warta Ekonomi, Jakarta -

Otoritas Kazakhstan 'jatuh hati' dengan metode Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam rangka menangani terorisme, terutama pendekatan lunak yang dilakukan lembaga anti-terorisme Indonesia itu.

"Pola pendekatan lunak yang selama ini dilakukan oleh Indonesia melalui BNPT dalam penanganan masalah terorisme sepertinya menjadi sesuatu yang menarik bagi Pemerintah Kazakhstan," ungkap Komjen Pol Suhardi Alius selaku Kepala BNPT dalam siaran pers di Jakarta, Minggu (28/1/2018).

Kepala BNPT melakukan pertemuan dengan Nurgali Dauletbekovich Billsbekov selaku Deputi Chairman National Security Committee (NSC) Kazakhstan dalam sebuah acara "working dinner" di Astana, ibu kota Kazakhstan pada Rabu (24/1/2018) dalam rangka menindaklanjuti kesepakatan kerja sama penanggulangan terorisme antara Indonesia dan Kazakhstan.

Dalam pertemuan tersebut, kata Suhardi, secara khusus dirinya memberikan penjelasan secara utuh mengenai apa yang sudah dikerjakan oleh Indonesia dalam kontraterorisme. Ia menjelaskan bahwa dalam melaksanakan pendekatan lunak ini BNPT menggandeng para mantan pimpinan kelompok teroris yang telah bertobat sebagai pembicara untuk program deradikalisasi.

"Pendekatan ini efektif karena mantan teroris ini telah menunjukkan dan mengungkapkan pengalaman mereka sebelumnya," ungkap eks Kabareskrim Polri itu.

Kepala BNPT juga menceritakan bahwa dalam pendekatan lunak itu pihaknya melibatkan organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

"Dari penjelasan itu, pola 'soft approach' inilah yang menjadi poin besar buat mereka bahwa tidak selamanya pola penanganan dengan metode 'hard approach' itu bisa menghasilkan suatu solusi," tuturnya.

Mantan Kadiv Humas Polri ini juga menceritakan bahwa BNPT merekrut generasi muda penggiat media sosial dan internet untuk menjadi duta damai di dunia maya. Mereka bertugas menyebarkan pesan-pesan damai dan positif dengan bahasa anak muda.

"Dalam pembicaraan tersebut baik kami dari Indonesia dan pihak Kazakhstan bertekad untuk saling bertukar pengalaman terutama dalam mengantisipasi kembalinya 'returnees Foreign Terrorist Fighters (FTF)'," pungkas mantan Kapolda Jawa Barat ini. (HYS/Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: