Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Adira Insurance Tabur Strategi untuk Bidik Pasar Milenial

Adira Insurance Tabur Strategi untuk Bidik Pasar Milenial Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Adira Insurance sangat menyadari nasabah sangat menginginkan kemudahan. Apalagi, generasi milenial yang menginginkan praktis. Asuransi tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti tren tersebut. Memang, generasi milenial bukan pasar saat ini, tapi pasar masa depan. Oleh karena itu, perusahaan asuransi harus melangkah lebih awal sebelum waktunya tiba.

Fase menanam harus dimulai dari sekarang bila tidak ingin menjadi perusahaan asuransi yang ketinggalan. Adira Insurance memahami investasi yang besar untuk menyambut generasi tersebut, yakni generasi yang dekat dengan digital. Perusahaan ini melihat bisnis digital adalah tantangan yang sangat challenging untuk perusahaan asuransi, termasuk Adira Insurance. Perusahaan ini memiliki satu keinginan untuk bisa menjadi leader di digital insurance. Beberapa langkah sudah dimulai dengan beberapa produk, seperti Autocillin Mobile Claim dan Travel Insurance.

Dalam kepemimpinan Julian Noor sebagai CEO Adira Insurance, ada lima prioritas yang akan dilakukan untuk memperbesar bisnis Adira Insurance. Ia memiliki ambisi untuk mendudukkan perusahaan ini pada lima besar perusahaan asuransi umum dari sisi premi. Dalam kesempatan wawancara dengan CEO Adira Insurance awal Januari 2017 di kantor pusat Adira Insurance, reporter Warta Ekonomi, Arif Hatta dan Yosi Winosa mengupas strategi dan arah bisnis Adira Insurance di bawah nahkoda baru ini. Berikut petikan wawancaranya.

Bagaimana Anda melihat Adira Insurance saat Anda ditunjuk menjadi CEO?

Sebelumnya saya berada di asosiasi (AAUI), jadi mungkin saya bisa melihat dari sudut pandang makronya. Saya lihat, salah satu kekuatan Adira Insurance adalah posisinya sebagai salah satu top 10 insurance company in term of premi yang didukung oleh grup bisnis yang cukup kuat. Di sisi lain, saya melihat hausnya Adira Insurance dalam mengembangkan diri dan potensinya untuk menjadi lebih besar, meski di luar grupnya. Salah satu yang menjadi modal Adira Insurance adalah brand company yang cukup baik. Unit produknya di kendaraan bermotor, Autocilin, memiliki brand yang juga cukup menonjol sehingga seharusnya bisa lebih memasyarakat. 

Apa yang membuat Anda menerima tawaran menjadi CEO Adira Insurance?

Sebenarnya, sejak 2015 saya sudah berada di jajaran komisaris Adira Insurance, tepatnya di komisaris independen. Menurut saya, itu merupakan modal yang cukup besar bagi saya untuk bisa memahami perusahaan ini walaupun dalam kapasitas sebagai komisaris independen. Artinya, bagi saya setidaknya ada tiga hal yang membuat saya yakin: pertama, sebelumnya saya pernah menjadi managing director di perusahaan asuransi umum which is akan sangat berguna dan menjadi modal bagi saya; kedua, posisi saya sebagai direktur eksekutif di asosiasi asuransi bisa menjadi modal yang baik untuk memahami industri ini secara lebih komprehensif, lebih wide dari sudut industri; ketiga, modal saya ketika menjadi komisaris independen sehingga katakanlah saya tidak harus dari nol memahami perusahaan ini karena dari awal sudah tahu apa yang menjadi strength dan fokus perusahaan. Dengan tiga modal itu, saya kemudian bersedia ditunjuk menjadi CEO di Adira Insurance.

Apa yang Anda janjikan kepada shareholder saat itu?

Mereka berharap saya bisa membawa perusahaan ini menjadi lebih besar, dan sebagaimana yang saya sampaikan di awal tadi, saya melihat Adira Insurance memiliki kesempatan untuk let’s say menjadi big 5 companies atau even big 3 companies di industri ini. Saya mengatakan kepada shareholder, dengan modal yang ada mestinya perusahaan bisa menempatkan posisinya menjadi lebih tinggi. 

Anda hanya menjanjikan kenaikan peringkat ke big 5 companies?

Tahun kemarin kami berada di jajaran 8 in term of premi. Kalau kami bisa naik ke big 5, itu sesuatu yang sangat reasonable menurut saya. Tentu juga harus melihat asumsi industri. Saya melihat di dua tahun terakhir, industri asuransi umum malah mengalami slowdown sehingga tantangannya menjadi sangat tinggi. 

Apakah premi Adira Insurance akan tumbuh double digit?

Kami mungkin akan tumbuh double digit. Kami optimistis.

Apa lagi prasyarat agar premi tumbuh?

Kalau kegiatan ekonomi bergerak, kami akan mendapatkan keuntungan dari pergerakan ekonomi itu, dari mulai pergerakan kendaraan, kepemilikan properti, pengangkutan, dan lain-lain. Kedua, kami melihat ada beberapa proyek infrastruktur yang mulai diresmikan pemerintah yang let’s say membuat trigger bagi pertumbuhan ekonomi. Artinya, arus barang menjadi lebih gampang mengalir dari satu tempat ke tempat lainnya, entah jalan tol yang baru diresmikan, jembatan, even mungkin tol laut yang digagas pemerintah menjadi bagian dari pergerakan yang berkaitan dengan asuransi umum. Itu salah satu hal yang membuat kami optimistis menjadi lebih baik di 2018. 

Sebagai salah satu pemain asuransi kendaraan bermotor, kami di Adira juga memperhatikan pertumbuhan kendaraan bermotor di tahun 2017. Meski kendaraan roda 4 masih mengalami pertumbuhan, tetapi di roda 2 ada potensi penurunan. Ini akan sangat ditentukan oleh pergerakan ekonomi. Kalau pergerakan ekonomi ini membaik, pertumbuhan kendaraan kami harapkan meningkat, tidak hanya roda 4 yang akan tumbuh, tetapi juga roda 2. Kami tahu bahwa pergerakan ekonomi ditunjang pemerintah. Ketika kemudian mencoba untuk memaksimalkan penggunaan dana desa misalnya, salah satu yang menurut saya berpotensi menggerakkan orang akan kebutuhan kendaraan baik roda 4 maupun roda 2. Kami berharap bisa meraih pasar di situ.

Apa saja prioritas utama Adira Insurance ke depan?

Pertama, karena memang kami salah satu pemain utama di kendaraan bermotor, tentu ini akan menjadi bagian yang akan kami kembangkan. Kami ingin produk Autocillin, sebagai salah satu program yang kami tonjolkan. Kami punya grup Adira Finance yang tentu akan menjadi bagian rekanan untuk bekerja sama menggarap bisnis kendaraan bermotor

Kedua, kami juga ingin fokus menggarap bisnis bank karena bagaimana pun kami dimiliki oleh Bank Danamon. Kami tentu akan banyak belajar untuk menggarap bisnis bank ini dari Danamon. Kami ingin menghasilkan satu produk yang bisa diminati oleh bank-bank lain sebagai bagian dari ukuran pelayanan kepuasan pelanggan. Di bank ini tentu banyak yang bisa dilakukan karena varian produknya sangat beragam untuk asuransi umum, dari mulai pendanaannya mungkin akan diserakan ke multifinance. Selain itu, properti, kargo, health insurance, dan mining & gold juga akan sangat beragam. Kami bisa masuk ke situ untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. 

Ketiga, kami akan melihat potensi daerah. Kami akan coba capture ini melalui cabang-cabang kami. 

Keempat, terkait dengan bisnis digital. Kami lihat bisnis digital adalah tantangan yang sangat challenging untuk perusahaan asuransi, termasuk Adira Insurance. Adira memiliki satu keinginan untuk bisa menjadi leader di digital insurance. Kami sudah memulai dengan beberapa produk, seperti Autocillin Mobile Claim dan Travel Insurance. Kami harus mengantisipasi perkembangan masyarakat, khususnya di kalangan milenial. Kami starting ke sana karena 2 atau 3 tahun mendatang mereka akan menjadi pembeli asuransi. Oleh sebab itu, kami mencoba berbagai kemudahan bagi millennial generation termasuk dalam membeli asuransi digital. 

Kelima, efisiensi. Bagaimana membuat handling claim di Adira menjadi lebih efisien karena itu akan menjadi keunggulan perusahaan ketika bersaing dengan yang lain. Kami sudah coba beberapa cara, dan satu syaratnya adalah dukungan digital. Ada proses bisnis yang kemudian pelayanannya sudah menggunakan teknologi. Efisiensi juga tidak terlepas dari masalah kepuasan pelanggan. Jadi, itu selalu kami kaitkan dengan ukuran service level agreement-nya karena kami tidak bersaing di persoalan harga, tetapi di pelayanan. 

Di luar itu, persoalan SDM juga penting karena bisnis ini memerlukan kompetensi. Kami fokus membina talent karena kami ingin memenuhi semua ketentuan yang dibuat OJK, mulai dari hal aktuaris, operator, hingga tenaga-tenaga yang memiliki kompetensi khusus di industri asuransi.

Apakah Adira Insurance memiliki roadmap digital?

Kami berusaha membuat roadmap, tetapi ini kan sesuatu yang unpredictable karena perkembangan teknologi setiap waktu selalu berubah. Kami kadang terkejut juga dengan perkembangan yang kami saksikan setiap hari. Makanya Adira berencana membentuk satu taskforce khusus yang memikirkan digital yang mungkin nanti akan muncul yang belum diantisipasi banyak orang. Bagian itu akan berada langsung di bawah CEO. 

Apa saja prioritas khusus ke digitalisasi yang dilakukan Adira Insurance?

Saat ini kami masih dalam proses transisi, tidak mungkin juga memaksa pelanggan untuk berubah ke digital semua sementara kami tahu ada ragam umur tertentu. Kami menyiapkan update perkembangan ini, jadi perusahaan tidak gagap ketika muncul ide yang tidak pernah diduga. Paling tidak saat ide itu muncul kami sudah pernah di titik itu sehingga tidak memulai dari nol untuk mengantisipasinya. 

Di era saat ini faktor uncertainty memang sangat tinggi. Bisa saja saat ini kami memfokuskan diri pada sesuatu, kemudian bulan depan mengubah fokus karena adanya perkembangan yang baru. Adanya digital atau startup mengubah proses atau pun model bisnis yang sangat bertolak belakang dengan saat ini. 

Saat ini, nasabah mayoritas masih dari grup?

Grup kami in term of premi mendominasi sekitar 60% sampai 65%. 

Apakah akan lebih memperdalam nasabah dari grup?

Kami masih punya ruang untuk memaksimalkan grup karena ini terkait dengan kreativitas untuk mengerek nasabah. Nasabah memiliki kecenderungan menyukai one stop shopping. Ketika dia menjadi nasabah di suatu bank, Bank Danamon misalnya, dia ingin kalau bisa asuransi untuk kebutuhan produk keuangannya dipenuhi oleh Bank Danamon. Kuncinya adalah kreatif dalam memberikan produk yang lebih mudah mereka dapatkan.

Di luar itu kami berupaya membesarkan luar grup. Kami yakin perusahaan bisa bersaing, khususnya di tataran pelayanan, karena saya kira salah satu yang akan menjadi tolok ukur nasabah atau masyarakat asuransi adalah ketika dia klaim, mereka mendapatkan pelayanan yang memadai atau tidak. Ketika mereka kecelakaan, kehilangan, kebakaran rumah, terkena musibah, dan yang lainnya bisa dilayani dengan cepat atau tidak. 

Ada berapa jenis produk baru yang akan dirilis?

Saat ini mungkin ada sekitar 4 produk yang kami kembangkan dan mungkin nanti keluar dari mainstream produk asuransi. Artinya, produk itu bukan produk yang sekarang ada, bisa dari cara menjaminnya yang berbeda, jaminannya yang berbeda, atau cara mengklaimnya yang berbeda. Ada beberapa kemungkinan variasi.

Apakah produk baru tersebut membidik segmen milenial?

Lebih ke segmen milenial dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang tidak ingin ribet ketika berhadapan dengan asuransi. Sebagian masyarakat kita malas berhadapan dengan asuransi karena kerumitannya. Kami ingin menghilangkan kerumitan itu dengan sesuatu yang berbasis digital dari proses awal.

Apa saja yang berubah dari bisnis asuransi ini ke depannya dengan adanya generasi milenial?

Saya memiliki keinginan untuk menjadikan mereka membutuhkan asuransi, yang lebih efektif dan mungkin lebih murah. Misalnya saja, saat ini mereka lebih memilih menggunakan taksi online daripada taksi konvensional, kan. Cara berpikir seperti itu yang akan kami adaptasi karena mereka menganggap ini lebih praktis. Di sisi lain, efisiensi penggunaan kendaraan ini menjadi cukup tinggi dan membuat produknya dipatok lebih murah. Kami coba merancang produk secacam itu. Kami memulainya dari sekarang karena kami pikir akan tiba saatnya memasuki era seperti itu. Memang membutuhkan investasi untuk teknologi dan waktu untuk membaca karakter itu supaya cocok.

Bagaimana dengan kinerja perusahaan sepanjang tahun lalu?

Tahun lalu mungkin kami akan mencapai angka premi bruto Rp2,35 triliun (unaudited). Kami menganggap tahun 2017 relatively very tight karena hampir semua perusahaan asuransi juga mengalami hal yang sama, dan boleh dibilang dibanding tahun lalu kami relatively flat in term of premi. 

Tahun 2018, kompetisi tetap tinggi. Makanya kami harus bisa keluar sebagai pemenang. Untuk gambaran klaim, karena kami dominannya di asuransi kendaraan bermotor, saat ini kami klaim kendaraan bermotor di sekitar 53 persen dari total klaim. 

Apakah porsi asuransi kendaraan akan dominan?

Intinya tetap di situ karena itu keunggulan yang akan kami kembangkan dalam konteks di kendaraan bermotor. Kami bisa bersaing dengan perusahaan lain, sementara kami juga masuk ke properti, asuransi kesehatan, dan marine. Di samping itu, kami juga mengeksplor personal accident, terutama di travel insurance. 

Tahun 2018 kami akan masuk di properti. Kami coba siapkan infrastruktur dan orangnya. Kami bisa bermain di semua kelas. Kalau boleh memilih, kami akan lebih bermain di kelas menengah bawah. Jadi bukan masyarakatnya, tetapi nilai pertanggungan untuk medium ke bawah. Karena jumlahnya cukup banyak, apartemen, ruko, dan lain-lain. 

Bagaimana Anda melihat 2018? 

Saya tetap optimistis melihat 2018 karena bisnis asuransi umum itu bisnis yang bisa dikembangkan sebagai lifestyle. Tantangannya ke depan adalah menjadikan asuransi sebagai gaya hidup masyarakat. Inilah tantangannya, bagaimana ke depannya menggarap generasi milenial bahwa asuransi dibutuhkan tidak hanya untuk memproteksi kehidupan mereka, tetapi juga menjadi bagian dari gaya hidup. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Arif Hatta
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: