Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pasar Properti Belum Membaik, Marketing Sales Intiland Naik 106,3%

Pasar Properti Belum Membaik, Marketing Sales Intiland Naik 106,3% Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan pengembang properti PT Intiland Development Tbk (DILD) berhasil meraih pendapatan penjualan (marketing sales) sebesar Rp3,37 triliun di sepanjang tahun 2017. Nilai perolehan tersebut meningkat sebesar 106,3% dari perolehan marketing sales tahun 2016 yang mencapai Rp1,63 triliun.

Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono menjelaskan bahwa perolehan marketing sales tersebut lebih tinggi sebesar 46% dari target tahunan senilai Rp2,3 triliun. Lonjakan tersebut terutama disebabkan oleh kesuksesan perseroan meluncurkan proyek kawasan terpadu Fifty Seven Promenade, Jakarta pada triwulan III tahun lalu dan penjualan lahan di kawasan Industri Ngoro Industrial Park.

"Kedua proyek ini memberikan kontribusi signifikan bagi peningkatan marketing sales Intiland. Fifty Seven Promenade memberikan marketing sales Rp1,54 triliun, atau memberikan kontribusi sebesar 45,6 persen. Sedangkan penjualan lahan industri dari Ngoro Industrial Park tercatat sebesar Rp531 miliar atau 15,8 persen. Total kedua proyek ini kontribusinya sebesar 61,4% dari keseluruhan," kata Archied dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (31/1/2018). 

Menurut Archied, segmen pengembangan mixed-use and high rise mencatatkan marketing sales sebesar Rp1,92 triliun, atau 57% dari keseluruhan. Perolehan ini melonjak 225,5% dibandingkan perolehan tahun 2016 yang mencapai Rp590 miliar. Kontributor terbesar selanjutnya berasal dari segmen kawasan industri yang membubuhkan nilai marketing sales sebesar Rp531 miliar atau 15,8%. Dibandingkan perolehan tahun 2016, angka penjualan lahan industri 2017 naik sebesar 555,7%.

Archied mengungkapkan bahwa marketing sales segmen pengembangan kawasan perumahan tercatat mencapai Rp483 miliar, atau memberikan kontribusi 14,4% dari keseluruhan. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 25,4% dibandingkan perolehan marketing sales tahun 2016 yang mencapai Rp648 miliar.

Segmen properti investasi yang merupakan sumber pendapatan berulang (recurring income), hingga akhir 2017 tercatat menyumbang sebesar Rp432 miliar. Perolehan ini meningkat 38% dibandingkan pencapaian tahun 2016 sebesar Rp313 miliar.

"Meningkatnya sumber pendapatan berulang memberikan dampak positif bagi usaha dan prospek usaha di masa depan," ujarnya.

Sementara itu, bila ditinjau dari tipenya, pendapatan dari pengembangan (development income) masih menjadi kontributor marketing sales terbesar mencapai Rp2,93 triliun, atau 87,2% dari keseluruhan. Perolehan tersebut meningkat 122,5% dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp1,32 triliun. 

Adapun, kontribusi recurring income yang bersumber dari penyewaan ruang kantor, ritel, pengelolaan lapangan golf, klub olahraga, pergudangan, dan fasilitas memberikan marketing sales sebesar Rp432 miliar atau 12,8%.

"Kendati belum ada perubahan yang signifikan di pasar properti, kami optimis tahun 2018 kondisi akan membaik. Kami pun tengah menyiapkan sejumlah pengembangan proyek baru yang akan diluncurkan tahun ini," tandasnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: