Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertumbuhan Ekonomi Sumut Tertinggi se-Sumatera

Pertumbuhan Ekonomi Sumut Tertinggi se-Sumatera Kredit Foto: Khairunnisak Lubis
Warta Ekonomi, Medan -
Laju pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara hingga triwulan III 2017 lalu menempati urutan ketiga (ke-3) tertinggi diantara seluruh provinsi di Pulau Sumatera (5,21%) atau setelah Sumatera Selatan (5,56%), dan Sumatera Barat (5,38%). Pada akhirnya, 3 provinsi di wilayah kerja Otoritas Jasa Keuamgan (OJK) Kantor Regional 5 (KR5) Sumatera Bagian Utara (Sumatera Utara, Sumbar, Aceh) menempati urutan lima besar provinsi dengan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi di Pulau Sumatera. Hal itu disampaikan Kepala OJK KR 5 Sumbagut, Lukdir Gultom, Rabu (1/2/2018).
 
Lukdir menyebutkan, hal ini menyiratkan tantangan yang semakin kompleks kepada OJK KRS Sumbagut di OJK KR5 Sumatera Bagian Utara dalam meningkatkan peran dan fungsi intermediasi, inklusi dan literasi lembaga jasa keuangan yang mendukung kemajuan dan memacu pertumbuhan ekonomi lokal, regional dan nasional sesuai tema yang diusung.
 
"Kini di wilayah kerja Regional 5 Sumatera Bagian Utara terdapat 1.044 jaringan kantor perbankan, 1.226 jaringan kantor IKNB, 102 jaringan kantor institusi pasar modal. Khusus di Sumatera Utara, terdapat 124 entitas perbankan, 93 perusahaan asuransi, 72 lembaga pembiayaan, 4 Dana Pensiun, 11 Lembaga Jasa Keuangan lainnya, 1 LKM, 1 Lembaga Jasa Penunjang IKNB, 103 entitas terkait pasar modal,"ujarnya.
 
Sementara dari sisi perbankan, secara umum kekuatan permodalan BPD/Bank Umum berkantor pusat di Regional 5 Sumbagut relatif baik dan telah memenuhi syarat rasio permodalan berdasarkan profil risiko sesuai ketentuan. Khusus untuk Sumatera Utara, baik bank umum dan BPD yang berkantor pusat di daerah ini mampu mencapai rasio KPMM di atas profil risikonya (Bank Sumut: 16,03%; Bank Mestika Dharma: 34,62%). Demikian pula halnya dengan BUS/BPD yang berkantor pusat di Aceh (23,94%), Sumbar (21,83%), dan Riau (22,09%).
 
"Kekuatan permodalan tersebut menjadi modal utama bagi perbankan untuk meningkatkan peran intermediasinya," kata Lukdir.
 
Selama tahun 2017, kata dia, kinerja perbankan di Regional 5 Sumbagut (Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Kepri) menunjukkan kinerja yang relatif baik, salah satunya tercermin dari rasio Loan to Deposit Ratio perbankan konvensional sebesar 90,06% dengan akumulasi kredit mencapai Rp344,16 triliun. Demikian pula halnya dengan kinerja perbankan syariah yang mampu mencapai rasio Financing to Deposit Ratio sebesar 87 ,57% dengan akumulasi pembiayaan mencapai Rp36,59 triliun. 
 
Secara spesifik untuk Sumatera Utara, kinerja intermediasi bank konvensional di Sumatera Utara selama tahun 2017 masih lebih tinggi dari rata rata capaian nasional. Rasio LDR di Sumatera Utara tercapai 94,12% atau lebih tinggi dari rata rata nasional sebesar 90,73%. 
 
"Terkait dengan kondisi ini, intermediasi perbankan syariah juga tercatat positif dengan rasio FDR sebesar 84,46% atau hampir mengimbangi rata rata nasional 85,33%," jelasnya. 
 
Begitupun, lanjut Lukdir, OJK KR5 Sumbagut masih optimis bahwa target pertumbuhan kredit/pembiayaan nasional tahun 2018 sebesar 9% dapat direalisasikan perbankan di Sumatera Utara secara holistik dan gradual, mengingat bahwa pertumbuhan kredit/pembiayaan perbankan selama tahun 2017 mampu tercapai 8,53% (tidak terpaut jauh terhadap target pertumbuhan kredit tahun 2018). 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: