Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lippo Karawaci Raih Pendapatan Rp7,5 Triliun

Lippo Karawaci Raih Pendapatan Rp7,5 Triliun Kredit Foto: Antara/M Agung Rajasa
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mencatat penjualan atau net sales pada sembilan bulan pertama tahun 2017 sebesar Rp7,5 triliun. Sementara laba kotor dan laba bersih, masing-masing sebesar Rp3,2 triliun dan Rp625 miliar.

Presiden Direktur LPKR Ketut Budi Wijaya mengatakan, pendapatan perseroan pada periode tersebut  disumbang dari pendapatan recurring LPKR yang tumbuh sebesar 11% menjadi Rp5,5 triliun.

"Ini serta memberikan kontribusi sebesar 74% terhadap total pendapatan LPKR untuk periode sembilan bulan 2017," kata Ketut dalam keterangan tulisnya, Kamis (1/2/2018). Lebih lanjut Ketut mengungkapkan, untuk pendapatan divisi residensial dan urban development turun sebesar 20% menjadi Rp1,9 triliun. 

Hal ini terutama dipicu oleh menurunnya pendapatan dari town ships sebesar 32% menjadi Rp957 miliar, yang mencerminkan pelemahan pasar properti di Indonesia selama sembilan bulan 2017. "Pendapatan dari Large Scale Integrated sebesar Rp983 miliar dimana terdapat pengakuan pendapatan dari proyek-proyek yang sedang dibangun, terutama dari CBD Meikarta dan Millenium Village," katanya.

Sementara untuk bisnis health care terus memberikan kontribusi pertumbuhan yang berkesinambungan dengan pendapatan meningkat 12% menjadi Rp4,3 triliun. Pasien rawat inap tumbuh 6%, sedangkan kunjungan pasien rawat jalan meningkat sebesar 16%.

Sepanjang 2017, 8 rumah sakit baru telah dibuka sehingga jumlah rumah sakit menjadi 31 rumah sakit dengan 3.336 tempat tidur operasional.

Pendapatan divisi komersial yang terdiri atas mal ritel dan hotel mencapai sebesar Rp550 miliar. Pendapatan mal naik 9% menjadi Rp284 miliar yang terutama ditopang oleh peningkatan kontribusi dari Lippo Mal Puri, Buton, dan Jambi.

"Pendapatan hotels & hospitality sebesar Rp266 miliar," tuturnya. Sementara pendapatan divisi manajemen aset meningkat sebesar 9% menjadi Rp707 miliar. Hal ini terutama disebabkan oleh membesarnya basis aset yang dikelola serta bertumbuhnya fee dan pendapatan dividen dari kedua REITS di Singapura.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: