Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Strategi Pos Indonesia Menangkan Persaingan Ekonomi Digital

Ini Strategi Pos Indonesia Menangkan Persaingan Ekonomi Digital Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Utama PT Pos Indonesia Gilarsi Wahju Setijono mengungkapkan ada tiga poin yang harus dilakukan Perusahaan dalam memenangkan persaingan ekonomi digital antara lain sumber daya manusia, jaringan, dan teknologi.

"Pos sudah punya people dan so far yang namanya PakPpos itu bisa dipercaya karena ada tukar duit khusus juga lewat Pak Pos. Network relatif luas walaupun kita menyadari ada daerah-daerah tertentu karena kehadiran Pos di daerah urban makin berkurang yaitu 45 persen dan di daerah plural 55 persen. Kalau kita ngomongin urbanisasi itu masyarakat yang tinggal di urban lebih banyak daripada tinggal di plural," terang Gilarsi saat konferensi pers kerja sama strategis PT Pos Indonesia dengan Blibli.com di Jakarta, Kamis (1/2/2018).

Di era digitalisasi saat ini, lanjut Gilarsi, Pos Indonesia sudah lebih jauh memikirkan bagaimana caranya bisa memperbaiki jaringan di area urban.

"Network basic-nya kita miliki, teknologi yang belum kita miliki yaitu bagaimana membuat Pos itu relevan buat masyarakat terutama unconnected atau masyarakat macrofinance unbank population plural," imbuhnya.

Jadi, dimulainya kerja sama dengan Blibli.com dalam menghadirkan Kiosk InStore di beberapa titik kantor Pos membantu konsumen go digital. Selain itu, untuk memudahkan konsumen yang terbiasa membayar kontan.

"Nah, saat mereka yang basic-nya cash enggak punya kartu kredit dan tidak punya akun bank maka opsi dia untuk memasuki digital economy itu sangat limited. Padahal, dalam digital economy marketplace online memberikan opsi yang luar biasa luasnya, enggak usah pergi ke mana-mana kita bisa memilih barang sesuai dengan keinginan dengan spek yang dibutuhkan dengan harga yang bisa di-compare," terangnya. 

"Bahkan, salah satu dream ketika saya pertama kali masuk Pos itu adalah bagaimana menjadikan Pos relevan kembali ketika digital economy penetrasinya semakin tinggi dengan physical footprint yang kita miliki dengan network yang demikian luasnya dan juga punya orang-orang yang ada di situ," tukasnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: