Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Qatar Siap Berpartisipasi dalam KTT AS-GCC

Qatar Siap Berpartisipasi dalam KTT AS-GCC Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri luar negeri Qatar mengatakan bahwa negaranya bersedia untuk berpartisipasi dalam KTT AS-GCC musim semi mendatang, asalkan motivasi negara-negara yang telah memblokir Qatar ikut karena didasarkan pada kehendak nyata dan bukan pemaksaan.

Berbicara di American Enterprise Institute di Washington, DC, pada hari Kamis (1/2/2018), Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan bahwa ada solusi untuk perselisihan antara negara-negara Dewan Kerjasama Teluk atau Gulf Cooperation Council (GCC) harus didasarkan pada prinsip-prinsip kesetaraan antara negara-negara wilayah Teluk.

GCC adalah aliansi politik dan ekonomi enam negara di Jazirah Arab: Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA), sebagaimana dikutip dari Al Jazeera, Jumat (2/2/2018).

Namun sejak Juni 2017, Qatar telah berselisih dengan Arab Saudi, UEA, dan Mesir dan Bahrain saat keempat negara tersebut memotong hubungan diplomatik dengan Qatar dan memberlakukan blokade darat, laut dan udara setelah menuduhnya mendukung "terorisme" dan " ekstremisme ".

Qatar membantah keras tuduhan tersebut. KTT terakhir AS-GCC diadakan pada bulan Mei 2017, di ibu kota Saudi, Riyadh, tepat sebelum krisis Qatar vs negara Teluk meletus.

Sebuah laporan baru-baru ini oleh Komisi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations Commission on Human Rights (OHCHR) menemukan bahwa tindakan yang dilakukan oleh keempat negara tersebut bersifat diskriminatif, tanpa dasar hukum, dan dapat diartikan juga sebagai"perang ekonomi". OHCHR yang anggotanya mengunjungi Qatar pada bulan November 2017, melakukan wawancara dengan 20 organisasi pemerintah dan non-pemerintah, dan 40 korban selama evaluasi mereka.

Perwakilan OHCHR menemukan bahwa blokade tersebut memiliki efek permanen pada penyatuan negara-negara  dan struktur sosial wilayah secara keseluruhan. Sebelum krisis, warga GCC menikmati banyak kebebasan bergerak antara enam negara anggota, dan kedekatan ikatan kesukuan, yang berarti bahwa dari generasi ke generasi, ribuan perkawinan silang telah dirayakan antara warga Qatar dan warga GCC lainnya.

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: