Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Disrupsi Digital Bisa Berdampak Luar Biasa, Ini Kata Pengamat Chatib Basri

Disrupsi Digital Bisa Berdampak Luar Biasa, Ini Kata Pengamat Chatib Basri Kredit Foto: Dina Kusumaningrum
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dunia diubah dengan sangat cepat karena adanya disrupsi digital. Tak ayal peristiwa ini bisa mendatangkan ancaman lantaran tidak menghasilkan peluang bagi perusahaan, khususnya dunia perbankan.

Pengamat ekonomi Muhammad Chatib Basri menjelaskan mengapa disrupsi digital ini membuat dampak yang luar biasa selain memberi sisi yang baik seperti meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan lapangan pekerjaan.

"Apa yang membedakan dan membuat disrupsi digital ini menjadi sangat berbeda dengan apa yang terjadi di masa lalu? Yang luar biasa adalah pola bisnis di masa lalu dimana dasarnya adalah informasi yang sangat terbatas, jadi produk yang bisa di-created itu sangat terbatas. Itu disebut bahwa produk yang muncul dibuat berdasarkan informasi yang sangat terbatas," kata Chatib yang pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam acara seminar Disrupsi Digital: Peluang dan Tantangan yang digelar Media Indonesia di Hotel Ritz Carlton Kuningan, Jakarta, Senin (5/2/2018).

Berbeda di masa lalu, bila saat ini disrupsi digital karena pengaruh big data. "Misalnya, yang terjadi dengan financial market itu orang datang ke bank, kemudian menabung lalu dengan yang terjadi sekarang ini mungkin 90 persen sudah melakukan transaksi menggunakan mobile banking atau internet banking," terangnya.

Chatib menambahkan, di era digital ini bukan berarti teller bank tidak ada pekerjaan, melainkan harus dilatih dengan keterampilan yang sesuai karena disrupsi digital ini dituntut berpikir secara cepat.

Menurut Chatib Basri yang mengutip karya dari Akerlof pemenang Nobel di bidang Ekonomi di tahun 1970 yang berjudul Market For Lemons: Quality Uncertain and the Market Mechanism, bahwa pasar tak selamanya efisien karena informasi tidak merata. Jika informasi tidak merata, ada risiko transaksi atau pasar tak terjadi.

"Kekhawatiran ini terjawab oleh teknologi digital. Teknologi digital mampu memberikan informasi tanpa menaikkan harga transaksi. Karena salah satu penyebab tingginya biaya transaksi adalah hambatan dalam komunikasi. Persoalannya, teknologi digital datang bukan hanya dengan manfaat. Ada juga potensi persoalan seperti waktu untuk beradaptasi, penurunan lapangan kerja, dan perlunya keterampilan baru," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: