Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

China Minta Kamboja Gunakan Yuan dalam Perdagangan Bilateral

China Minta Kamboja Gunakan Yuan dalam Perdagangan Bilateral Kredit Foto: Reuters/Thomas White/Illustration/File Photo
Warta Ekonomi, Phnom Penh, Kamboja -

Kamboja sedang mempertimbangkan sebuah proposal oleh China untuk menggunakan mata uang yuan dan bukan dolar A.S. untuk perdagangan bilateral, juru bicara Kementerian Perdagangan Kamboja mengatakan pada hari Selasa (6/2/2018), sebuah sinyal terbaru untuk memperkuat hubungan antara kedua negara.

Ouyang Weimin selaku Wakil Gubernur Provinsi Guangdong selatan China mengajukan permintaan kepada Menteri Perdagangan Kamboja Pan Sorasak minggu lalu saat kunjungan terakhirnya ke China.

Juru bicara Kementerian Perdagangan mengatakan Pan Sorasak sepakat bahwa perdagangan harus dilakukan dengan menggunakan yuan dan mata uang riel Kamboja.

"Pihak China mengemukakan bahwa, dari pengalaman mereka, ketika melakukan perdagangan dengan negara lain dengan menggunakan dolar A.S., mereka kehilangan banyak uang," ungkap Seang Thay, sebagaimana dikutip dari Reuters, Selasa (6/2/2018).

"Jadi sekarang, mereka ingin menggunakan yuan secara langsung," tambahnya.

Pan Soruru mengunjungi Guangdong minggu lalu di mana dia mendesak pejabat provinsi tersebut untuk berinvestasi lebih banyak di Kamboja dan juga mengimpor produk pertaniannya. Dolar A.S. adalah tender legal untuk melakukan transaksi di Kamboja, namun negara ini sangat bergantung pada bantuan dan investasi China.

China juga merupakan donor bantuan terbesar Kamboja dan dukungannya telah memperkuat Perdana Menteri Hun Sen dalam menghadapi kritik atas apa yang lawan-lawannya katakan akan penghancuran demokrasi menjelang pemilihan tahun ini. Kedua negara telah berjanji untuk mendorong perdagangan bilateral menjadi $6 miliar pada tahun 2020. Perdagangan bilateral adalah $4,4 miliar pada tahun 2015, menurut data terakhir.

Tingginya tingkat investasi China terlihat dari gedung pencakar langit yang telah melonjak di ibu kota Phnom Penh, dan hotel serta kasino yang sedang dibangun untuk melayani pembeli China di kota resor Sihanoukville. Pejabat di Bank Nasional Kamboja tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: