Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

IBM Inisiasi Aplikasi Blockchain di Indonesia

IBM Inisiasi Aplikasi Blockchain di Indonesia Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejak Februari 2016 lalu, IBM Indonesia sudah menggiatkan OJK, BI, maupun perbankan untuk mengeksplorasi penggunaan teknologi blockchain. IBM percaya teknologi ini bakal mentransformasi semua industri, tidak hanya keuangan dan IBM sebagai pemain lama, lebih dari 25 tahun, dalam critical application perbankan (9 dari 10 top bank di Indonesia menggunakan jasa IBM di core banking-nya) bertekad menyiapkan teknologi blockchain agar siap digunakan oleh industri.

Alhasil, pada Desember 2015, IBM Indonesia meminta bantuan Linux Foundation untuk membuat inisiatif Hyperledger sebagai jaringan opensource cikal bakal lahirnya teknologi blockchain perusahaan. Sebagai kontributor awal, IBM menyumbang 40.000 line of code (kriptografi yang membentuk blok dan jaringan) serta 50 Proof of Concept (PoC/ uji coba keamanan sistem), di antaranya untuk KYC, remitansi, trade finance, settlement Bursa Efek Jepang yang hingga saat ini berkembang menjadi lebih dari 400 PoC. Nantinya, PoC ini akan masuk tahapan selanjutnya di sand box (uji coba oleh regulator).

Berbagai PoC yang dikembangkan IBM ini tujuannya hanya satu, bagaimana teknologi blockchain bisa mengubah industri dan memberikan keuntungan (competitive advatage) bagi para perusahaan atau pelaku industri. 

General Manager, Banking, and Financial Market IBM Indonesia, Inge Halim, mempercayai bisnis yang lahir dari teknologi blockchain akan memiliki kemampuan untuk meningkatkan efisiensi. Saat transaksi berbasis blockchain meningkat, jaringan bisnis akan mencapai level automasi yang semakin tinggi dan berujung pada automasi perusahaan atau yang dikenal dengan istilah perusahaan dinamis.

“Ada perlombaan untuk menangkap peluang luar biasa untuk menciptakan nilai baru, mentransformasi industri, mengoptimalkan ekosistem bisnis, dan mengurangi risiko dengan menggunakan jaringan bisnis yang dibuat dengan teknologi ini. Nah, selanjutnya, kalau ditanya, kami lagi merintis dengan OJK dan 9 bank. Nanti kami akan adakan meeting dan workshop dengan mereka terkait PoC ini, sudah ada tanda-tanda antusiasme dari mereka,” ungkapnya kepada Redaksi Warta Ekonomi belum lama ini. 

Ditambahkan Inge, blockchain adalah sesuatu yang akan membawa perbedaan untuk seluruh industri serta mengubah cara kita bertransaksi. Sebagaimana internet yang telah mengubah cara orang mendapatkan dan menyebarluaskan informasi, blockchain akan mengubah cara orang bertransaksi. 

Bagi perbankan Indonesia sebagai salah satu industri yang bisa mengambil manfaat blockchain, ini akan menjadi peluang. Blockchain akan menjadi business driver yang menghasilkan pedapatan dan memungkinkan perbankan Indonesia menjadi pemimpin di kawasan ASEAN. Saat ini, perbankan Indonesia sendiri masih di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand, bukan tidak mungkin teknologi blockchain bisa mengubah peta yang ada.

“Kalau saya lihat, bank-bank besar di dunia, ada DBS di Singapura. Lalu, dia cari bank yang banyak sekali melakukan trade dengan Singapura, di Eropa HSBC, di Amerika ternyata Bank of Amerika. Terus, mereka bikin PoC tentang blockchain. Jadi, mula-mula saya tahu blockchain dari membaca, kira-kira tahun 2015 akhir. Saya sudah baca itu, blockchain will transform the industries and I believe so. Terus, tahu, nggak, apa tandanya? Bank-bank di dunia bikin aliansi, namanya R3. Itu ada di London, ada juga di New York. Mulai dari 10 sampai 20 bank, dan sekarang makin banyak. Blockchain pada dasarnya seperti itu,” katanya. 

 

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: