Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jabar Genjot Pembangunan Waduk untuk Tingkatkan Produksi Pangan

Jabar Genjot Pembangunan Waduk untuk Tingkatkan Produksi Pangan Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat tahun ini akan menggenjot pembangunan infrastruktur waduk untuk peningkatan produksi pangan dan ada tujuh waduk yang sedang dan akan dikerjakan pada tahun ini.

"Selain itu, ada juga waduk yang dibangun untuk menanggulangi banjir dan persediaan air baku. Ketujuh waduk itu, ada di Sukamahi dan Ciawi di Bogor, Sadawarna, Cipanas di Subang dan Sumedang, Matenggeng di Ciamis-Cilacap, Leuwi Keris di Ciamis-Tasikmalaya dan Kuningan," kata Deddy Mizwar, Selasa.

Pada Selasa siang, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar (Demiz) mendampingi Menteri Pertanian (Mentan) RI Andi Amran Sulaiman dalam rangka panen raya padi di Desa Mancagahar, Kecamatan Pamengpeuk, Kabupaten Garut.

Ia mengatakan Waduk Sukamahi dan Ciawi nantinya untuk buffer Jakarta, air baku, selain buat irigasi dan PLTA dan lembebasan sudah selesai dan Waduk Sadawarna, antara Subang dengan Sumedang, ada juga Waduk Cipanas.

"Jadi di Sumedang ada tiga (waduk), Jatigede, Sadawarna, Cipanas. Kemudian Matenggeng, antara Ciamis dan Cilacap, ada juga Leuwi Keris antara Ciamis dan Tasikmalaya. Kemudian ada satu lagi proyek Waduk Kuningan," kata dia.

Demiz mengatakan selama ini Kawasan Cirebon Raya pasokan air bersihnya juga belum tercukupi dan Waduk Kuningan akan menjadi salah satu tempat air baku untuk pasokan air bersih ke Cirebon Raya.

"Ada empat minimal fungsi utama dari waduk-waduk ini, yaitu irigasi, PLTA, mengendalikan banjir, dan pariwisata. Tujuh (waduk) kita bangun tahun ini. Kita harus jadi lumbung pangan terbaik," lanjut dia.

Wagub juga menekankan bahwa pihaknya terus mendorong kesejahteraan serta berbagai fasilitas bagi para petani namun dia juga meminta agar rantai pasok atau distribusi pangan khususnya beras harus terus dibenahi.

"Jangan sampai impor merugikan petani. Petani, kita dorong terus untuk menanam dan berproduksi sebaik-baiknya. Tapi belum tentu sejahtera andaikata tidak dibenahi rantai pasoknya. Belum tentu juga meringankan masyarakat kalau surplus padi tapi masyarakat membelinya dengan harga mahal," kata dia.

"Kita harus meningkatkan produksi pangan kita dengan baik, sehingga betul-betul ketahanan pangan kita terjaga plus kesejahteraan petaninya juga meningkat dengan baik," lanjutnya.

Luas panen padi secara nasional bulan Januari 2018 = 854.000 ha dengan hasil 4,51 juta ton GKG atau setara dengan 2,83 juta ton beras, surplus 329 ribu ton dibandingkan kebutuhan konsumsi 2,5 juta ton.

Panen Februari = 1,63 juta ha dengan produksi 8,67 juta ton GKG setara 5,43 juta ton beras atau surplus 2,93 juta ton beras, dan untuk Maret panen seluas 2,25 juta ha dengan prosuksi 8,8 juta ton GKG.

Pada kesempatan ini, Mentan didampingi Wagub Jabar menyerahkan beberapa bantuan di antaranya bantuan benih dan klaim asuransi dari Jasindo untuk petani yang mengalami kekeringan dan peternak yang sapinya mati.

"Ini pertama dalam sejarah, ada petani yang kekeringan dan peternak yang sapinya mati dapat asuransi," tutur Mentan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: