Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Bisa Melaut, Nelayan Pilih Benerkan Alat Tangkap

Tak Bisa Melaut, Nelayan Pilih Benerkan Alat Tangkap Kredit Foto: Antara/Basri Marzuki
Warta Ekonomi, Indramayu -

Nelayan yang berada di Indramayu dan Cirebon, Jawa Barat, atau kawasan pantura memilih memperbaiki alat tangkap mereka, karena memang tidak ada pekerjaan lainnya pada saat gelombang tinggi seperti sekarang ini.

"Sudah tiga hari kita tidak melaut, jadi dari pada menganggur lebih baik memperbaiki alat tangkap," kata seorang nelayan rajungan, Komarudin di Indramayu, Rabu.

Alat tangkap yang digunakan mereka berupa bubu yang berbentuk kubus dan masing-masing sisi mempunyai lebar sekitar 25 cm dan tinggi 15 cm.

Alat tersebut kata Komarudin harus terus dicek untuk diperbaiki, karena tidak jarang banyak yang rusak dan juga diganti jaringnya.

Dengan kondisi cuaca yang tidak bersahabat itu, para nelayan lebih memilih memperbaiki alat tangkap, karena hasil tangkapan pun tidak melimpah seperti hari biasa.

"Kalau berangkat sih bisa saja, tapi hasilnya juga tidak banyak, karena gelombang juga tergolong tinggi, baik di pesisir maupun ditengah," tuturnya.

Komarudin melanjutkan dirinya tidak mengambil pekerjaan lain saat cuaca seperti sekarang ini, karena memang sulit untuk mencari kerja selain menjadi nelayan, untuk itu dirinya lebih memilih memperbaiki alat tangkap.

"Kalau kerjaan lain ga ada, karena memang sulit cari kerja, kita hanya bisa melaut," ujarnya.

Senada dengan Komarudin, Boni nelayan lain juga lebih memilih memperbaiki alat tangkapnya, karena ini kesempatan untuk dia mengecek peralatan melaut.

"Mending cek alat tangkap, kalau yang rusak kita perbaiki dan ini juga kan bisa menghemat kalau harus mengerjakan orang untuk memperbaikinya," katanya.

Sementara itu nelayan rumpon Cirebon, Mulyadi mengatakan pekerjaan alternatif nelayan, ketika gelombang tinggi tidak ada, kecuali yang berkaitan dengan pekerjaan kita sebagai nelayan.

"Itung-itung kita istirahat juga, sambil membuat rumpon, kerjaan lain juga tidak ada," aku Mulyadi.

Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jatiwangi Majalengka memperkirakan gelombang di perairan pantura Cirebon dan Indramayu memang masih tinggi berkisar 0,5-1,5 meter dan itu membahayakan nelayan terutama yang menggunakan perahu kecil.

"Waspada bagi nelayan gelombang cukup tinggi mencapai 1,5 meter," kata Prakirawan Cuaca BMKG Jatiwangi, Ahmad Faa Iziyn.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: