Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengulik Strategi Pemasaran Digital Alfamart

Mengulik Strategi Pemasaran Digital Alfamart Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejak 2003 lalu, Sumber Alfaria Trijaya telah menetapkan peta jalan strategi pemasaran digital untuk menjadi pemain utama di industri ritel Indonesia. Jumlah penduduk sudah mencapai sekitar 258 juta jiwa, sekitar 60 persennya merupakan generasi dengan usia di bawah 30 tahun. Perseroan dengan jaringan offline store yang mencapai lebih dari 13.168 unit menguatkan loyalitas pelanggan lewat ekosistem digital (offline to online atau O2O).

Direktur Pemasaran Sumber Alfaria Trijaya, Ryan Alfons Kaloh menyatakan dalam 14 tahun terakhir perusahaan telah membangun inisiatif digitalisasi pemasaran lewat website Alfamartku.com maupun berbagai media sosial, seperti Facebook, Twitter, Line, dan Instagram. Memasuki fase terakhir transformasi digital, perusahaan bersiap memasuki fase baru yang disebut personalisasi atau pendekatan one to one. Idenya menggabungkan jaringan offline (luring) terhadap saluran digital untuk memberikan pengalaman pelanggan yang terintegrasi demi memenangkan hati pelanggan karena efisiensi dan layanan adalah kunci untuk menjadi pemenang di bisnis ritel.

“Pelanggan kami mayoritas adalah generasi milenial yang tech-savvy dan ibu rumah tangga sekitar 87,14%. Untuk itu, pendekatan ke depan perlu semakin unik dan relevan dengan mereka lewat promo, penawaran, dan program-program lainnya,” katanya belum lama ini.

Sejauh ini, perusahaan memiliki 5 program digital, termasuk Alfa Mikro App atau aplikasi yang digunaan toko binaan Alfamart untuk melayani pesanan lewat POS dan pesanan daring; Alfamind atau jaringan toko virtual 3D yang saat ini jumlahnya sudah lebih dari 1,000 unit; Alfa Chart atau agregator bagi grosir; Alfa Purchase Point atau fasilitas yang yang dilengkapi perangkat gawai, yang memungkinkan pengunjung di setiap toko Alfamart bisa melakukan pemesanan untuk produk-produk yang hanya ada di Alfacart dan AlfaGift atau platform untuk penawaran dan promosi dari perusahaan.

Lewat kelima platform digitalnya ini, perusahaan berhasil menghasilkan Rp450 miliar lebih penjualan dari lebih dari 40 juta pelanggannya. Tak hanya itu, sekitar 150 juta voucher juga telah menembus total aset digital melebihi 18 juta.

Alfamart juga semakin serius mengoptimalkan tools digital sebagai media pemasarannya lewat aplikasi terbaru mereka AlfaPin dengan mode augmented reality (AR) yang bekerja sama dengan perusahaan Augmented Reality dan Innovative Technology AR&Co. Tujuannya untuk memberikan penyegaran dan hal baru dalam pemasaran Alfamart.

“Jadi, lebih dinamis dan bermain pada segmentasi anak muda sehingga diharapkan bisa meraup pangsa pasar yang lebih universal. Secara produk, ini worth to buy, dengan harga terjangkau, konsumen tidak hanya mendapatkan aksesoris, tapi juga bisa merasakan melalui teknologi AR yang ada. Kami juga ingin menghadirkan pesan-pesan positif di dalamnya,” tambahnya.

Koleksi AR Pin Alfa memiliki tema-tema khusus, yang terkini bertemakan nasionalisme. Ke depannya, tidak menutup kemungkinan akan ada koleksi pin dengan tema menarik lainnya. Konsumen bisa mengunduh aplikasi AlfaPin via Google playstore maupun Apple appstore, lalu kumpulkan ketujuh koleksi AR Pin seharga Rp5.000/buah. Dengan mengunduh aplikasi tersebut, setiap pin dapat menampilkan hologram visual jika disorot dengan fitur kamera di dalam aplikasi tersebut. Misalnya, untuk pin berwarna kuning yang bertuliskan “Unity in Diversity” yang akan memunculkan gambar ondel-ondel jika disorot melalui kamera di dalam aplikasi tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: