Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Petani di Kulon Progo Keluhkan Keterlambatan Pupuk Phonska

Petani di Kulon Progo Keluhkan Keterlambatan Pupuk Phonska Kredit Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Warta Ekonomi, Kulon Progo -

Kalangan petani di Kabupaten Kulon Progo, DIY mengeluhkan seringnya keterlambatan distribusi pupuk phonska saat masa tanam, sehingga mengganggu produktivitas tanaman padi.

Ketua Kelompok Tani Maju Panjatan Subagyo di Kulon Progo, Sabtu (10/2/2018), mengatakan petani sering mengalami kesulitan mendapat pupuk phonsko di toko pertanian karena keterlambatan distribusi.

"Kami mengalami kesulitan mendapat pupuk bersubsidi, khususnya phonska. Setiap bulan, kami melakukan pertemuan membahas kebutuhan pupuk dan lainnya yang dituangkan dalam rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK), tapi pada kenyataannya, kami selalu kesulitan mendapat pupuk," ujar Subagyo.

Subagyo juga mengharapkan Dinas Pertanian dan Pangan, dan Dinas Perdagangan melakukan pengawasan kebutuhan pupuk hingga distribusi pupuk. Dinas Pertanian dan Pangan selalu menuntut produktivitas pertanian, tapi tidak pernah membantu petani saat kesulitan pupuk.

"Kami sudah menjalankan sekolah lapangan, dan menyusun RDKK, tapi kenapa distribusi pupuk selalu mengalami keterlambatan. Akibatnya, produktivitas tanaman padi tidak maksimal," ungkapnya.

Sementara itu, Wahyu Supriyanto selaku Vice Presiden Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Pupuk Indonesia mengatakan PT Pupuk Indonesia memberikan bantuan kepada petani Panjatan, Bantuan itu diberikan kepada petani yang sawahnya menjadi korban Cempaka.

Sebanyak 1.431 petani terdampak akan mendapatkan bantuan Pupuk Urea Non Subsidi yang dijual dengan harga murah. Terpaut Rp170.000 dari harga pasaran, pupuk urea non subsidi itu dijual dengan harga Rp90.000 per sak yang memiliki berat 50 kilogram. Atau bisa dikatakan petani akan mendapatkan harga sebersar Rp1.800 per kilogramnya.

"Bantuan ini sebagai upaya Pupuk Indonesia dalam mendorong produksi pertanian pasca puso akibat bencana Siklon Tropis Cempaka. Akibat badai cempaka, dan korban sawah cukup banyak, dan kami membantu mereka dengan meringankan mereka untuk berproduksi untuk membeli pupuk," pungkas Wahyu. (HYS/Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: