Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gapki Dukung Peningkatan Kompetensi Wartawan

Gapki Dukung Peningkatan Kompetensi Wartawan Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di awal tahun 2018 ini, pelaku usaha sektor perkelapasawitan kembali melanjutkan komitmen untuk mendukung program peningkatan kompetensi dan profesionalisme wartawan dan juga netizen di Indonesia. Dengan demikian, pers nasional bisa menjadi instrumen pendukung pengembangan usaha dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Bertepatan dengan perayaan Hari Pers Nasional yang diselenggarakan di Padang, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menandatangani kerja sama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

"Terima kasih atas dukungan usaha perkelapasawitan kepada dunia pers Indonesia," kata Ketua Umum PWI Margiono dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (10/2/2018).

Dukungan peningkatan profesionalisme wartawan ini dituangkan dalam MOU antara Gapki dengan PWI. Dalam MOU tersebut, Gapki mendukung kegiatan uji kompetensi bagi wartawan yang dilakukan di sepanjang tahun 2018 serta pelatihan bagi para netizen.

Dari sisi pemerintahan, Margiono sempat menyinggung tingginya perhatian Presiden Jokowi terhadap potensi ekspor Indonesia yang masih bisa lebih ditingkatkan.

"Belum lama ini, media-media memuat sikap presiden yang ingin ekspor lebih ditingkatkan," katanya.

Terkait dengan kepedulian terhadap potensi ekspor, Ketua Umum Gapki Joko Supriyono menyambut positif hal tersebut.

"Potensi Indonesia memang sangat besar. Salah satunya kelapa sawit yang merupakan komoditas yang sangat strategis di Indonesia. Nilai ekspor minyak sawit Indonesia pada 2017 mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah," lanjut Joko.

Tercatat, pada tahun 2017 lalu ekspor sawit mencapai angka US$22,97 miliar atau naik 26% dibandingkan tahun 2016 yang sebesar US$18,22 miliar. Pelonjakan ekspor menyebabkan nilai sumbangan devisa minyak sawit ikut meningkat.

Joko menegaskan bahwa sudah saatnya seluruh stakeholder di Indonesia, termasuk insan pers dan para netizen mendukung dan sama-sama melawan hoax mengenai industri sawit.

"Kita harus ingat, kampanye negatif sawit itu merupakan perang dagang yang dibuat oleh negara produsen minyak nabati dunia. Jangan sampai berita hoax membunuh industri strategis tanah air," tegas Joko.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: