Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tarif Listrik Diharapkan Tetap Stabil Demi Kepentingan Rakyat

Tarif Listrik Diharapkan Tetap Stabil Demi Kepentingan Rakyat Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Listrik merupakan salah satu energi yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Hampir seluruh wilayah di bumi ini sudah membutuhkan energi ini untuk menggerakkan roda kehidupan. Hubungannya dengan kedaulatan sebuah negara, peranan listrik ini sangat di prioritaskan, bahkan dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan negara tersebut.

Ketua Badan Eksekutif Masyarakat Politeknik Jakarta Andy Setya Utama menyebutkan bahwa pentingnya pemanfaatan listrik oleh PLN, 60% bersumber dari batu bara, yang dinilai paling efisien, dibanding pemanfaatan energi lainnya yang bersumber dari energi baru dan terbarukan seperti energi surya dan tenaga air.

Sementara itu, Kepala Biro Kastrat FTSP Trisakti Liven Hopendy mengemukakan kepedulian mahasiswa terhadap kebutuhan listrik sebagai energi, mengingat persoalan energi menyangkut hajat hidup orang banyak.

"Itu sebabnya kami mengharapkan agar tarif listrik tetap stabil," jelasnya dalam diskusi mahasiswa tentang yang bertajuk "Energi dan Kita".

Fuadil Ulum Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Universitas Indonesia mengharapkan, pengelolaan energi primer sebaiknya tidak ditawar lagi, melainkan tetap dikelola oleh negara. "Tujuannya agar negara memiliki kedaulatan di bidang energi sehingga hak pengelolaan tersebut tetap dihormati oleh negara lain," ungkapnya.

Pemerintah mencanangkan program penyediaan listrik 35.000 Megawatt yang direncanakan selesai di tahun 2025. Tugas lainnya yaitu mengoperasikan dan memelihara daerah-daerah pelosok, terpencil, dan terdepan dimana seluruh masyarakat dapat menikmati listrik tersebut membutuhkan dana yang sangat besar. Langkah tersebut perlu dapat dukungan semua pihak mengingat pentingnya pemerataan listrik di seluruh negeri, yang juga berperan menggerakkan perekonomian nasional.

Saat ini Indonesia mengalami problem yang serius dalam masalah pelistrikan, itu tak lain akibat melambungnya harga batu bara dimana PLN menggantungkan 60%-nya kepada produk tambang tersebut. Tiap kenaikan harga batu bara, otomatis akan mendongkrak biaya produksi listrik, dan ujung-ujungnya akan mempengaruhi tarif dasar listrik.

Sebenarnya, PLN bersama pemerintah dan pengusaha batu bara pernah mendiskusikan masalah tersebut. Namun sayangnya, belum ada kata sepakat, termasuk soal harga batu bara untuk domestic market obligation (DMO) yang sebenarnya penting untuk menjaga kestabilan harga batu bara dalam negeri, yang tentu bisa menekan ongkos produksi PLN.

Sebagai catatan, akibat kenaikan harga batu bara di pasar internasional, keuntungan berbagai perusahaan pertambangan batu bara di Indonesia meraup keuntungan besar. Sejatinya, batu bara adalah milik negara dan perusahaan pertambangan itu sekadar mendapat izin untuk mengeruknya. Di sini negara punya kewenangan dalam menetapkan aloksi dan harga, untuk optimalisasi pendapatan negara, juga mengatur biaya pokok produksi kelistrikan yang tepat.

Batu bara bukanlah semata-mata komoditas belaka. Ia adalah sumber energi yang sangat penting untuk menggerakkan perekonomian dengan segala multplier effect-nya.

Diskusi ini diselenggarakan untuk mencari pokok permasalahan listrik nasional dan hubungannya dengan pihak lain, yang bertali-temali dengan tarif dasar listrik. Lalu yang penting, kami meminta perhatian agar harga listrik terus dalam kondisi yang stabil, yang ujung-ujungnya tidak membebani rakyat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: