Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berdayakan Ekonomi Umat dengan Program Ritel

Berdayakan Ekonomi Umat dengan Program Ritel Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Untuk memakmurkan umat diperlukan program ekonomi yang nyata. Karenanya, Lembaga Ekonomi Umat (LEU) memilih memberdayakan umat melalui program ritel. Dengan memiliki jaringan ritel ini, kata Ketua Umum LEU Bambang Wijonarko, umat atau kalangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dapat menyebarkan semua produknya.

"Ini bagian dari upaya mewujudkan kemandirian dan kedaulatan ekonomi di kalangan umat," kata Bambang.

Menurut dia, sekarang ini ekonomi umat berjalan sendiri tanpa perlindungan dari pemerintah. Sementara yang kuat-kuat justru mndapat banyak fasilitas, termasuk bagaimana konglomerat bias menguasai berjuta-juta hektare lahan.

"Kita juga ingin mengawal bagaimana regulasi pemerintah dapat disinergikan ke dalam program pemberdayaan ekonomi umat," kata dia.

Bambang optimistis terhadap regulasi, tapi ternyata tidak aplikatif bagi umat. Karena itu, kata Bambang, LEU diharapkan jadi mitra strategis pemerintah dan solusi bagi umat untuk membangun gerakan ekonomi.

Hal itu diungkapkan Bambang pada pembukaan Sarasehan Ekonomi Umat: Kemandirian dan Keadilan Ekonomi Umat yang diadakan LEU, Kamis (22/2/2018), di gedung Smesco Indonesia, Jakarta.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin mengungkapkan saat ini potensi umat dikapitalisasi oleh pihak lain, bahkan oleh luar negeri. "Karena itu, saya berharap umat harus kita kapitalisasi sendiri untuk mewujudkan kedaulatan bangsa," kata Ma'ruf.

Dia mengungkapkan, di masa lalu, program pemerintah berorientasi pada program tricle down effect, artinya pundi-pundi ekonomi yang dikuasai para konglomerasi dapat menetes ke bawah ke kalangan UMKM. "Tapi, nyatanya tidak. Para konglomerat justru mencetak Alfamart dan Indomaret untuk mengkapitalisasi umat," ujarnya.

Itu sebabnya, kata Ma'ruf, MUI menginisiasi diadakannya Kongres Ekonomi Umat (KEU) pada Oktober 2017 yang melahirkan Lembaga Ekonomi Umat (LEU). "Jadi, LEU hadir untuk menjawab tantangan tersebut, yaitu membalik agar umat tidak lemah, malas, dan selalu dililit utang."

Acara itu juga menghadirkan prolog Ketua Komisi VI DPR Teguh Juwarno dan keynote speech Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Sutrisno Bachir. Di tempat yang sama juga dilakukan penandatanganan kontrak kerja sama PT Leu Ritel Indonesia selaku pelaksana LEU Mart dengan para mitra, vendor, dan principal. Merekalah yang menunjang sistem dan produk LEU Mart.

Di tempat yang sama, Staf Ahli Menkop dan UKM Teguh Budiana menegaskan, bicara tentang ekonomi umat adalah bicara tentang bangsa Indonesia. "Sebab, mayoritas bangsa Indonesia adalah umat Islam. Itu sebabnya, program ritel yang digagas LEU Mart didukung penuh oleh Kementerian Koperasi dan UKM," kata Teguh. Namun, dia mengingatkan LEU jangan hanya menggarap ritel, tapi juga sektor industri hulu.

Soal dukungan pemerintah terhadap sektor UMKM, Teguh Juwarno menilai kurang maksimal. Nyatanya, anggaran yang dialokasikan untuk Kementerian Koperasi dan UKM masih sangat kecil. "Bahkan, Kredit Usaha Rakyat (KUR) jumlahnya sangat kecil jika dibandingkan kredit yang dikucurkan bank-bank pemerintah kepada sejumlah konglomerat," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: