Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BPS: Impor Sulsel Turun USD8,44 Juta

BPS: Impor Sulsel Turun USD8,44 Juta Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Makassar -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai impor provinsi Sulawesi Selatan kembali mengalami penurunan pada Januari 2018 sebesar 8,44 juta dolar Amerika Serikat (AS) jika dibandingkan bulan sebelumnya pada Desember 2017.

Kepala Bidang Statistik Distribusi, BPS Sulsel Akmal di Makassar, Sabtu (24/2/2018), mengatakan, nilai Impor barang yang di bongkar lewat beberapa pelabuhan di Provinsi Sulawesi Selatan pada bulan Januari 2018 tercatat mencapai 82,74 juta dolar AS.

"Penurunan itu sekitar 9,25 persen karena pada bulan sebelumnya atau di akhir tahun 2017, transaksi impor itu tercatat sekitar 91,18 juta dolar AS dan ini pastinya bagus jika sektor impor terus mengalami penurunan," ujarnya.

Akmal mengatakan, capaian impor pada bulan Januari 2018 tercatat mengalami penurunan sebesar 15,10 persen jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya atau pada Januari 2017 yang mencapai 97,46 juta dolar AS.

Dijelaskannya, turunnya nilai impor pastinya menjadi hal yang baik, apalagi jika dibarengi dengan peningkatan nilai ekspor komoditi unggulan provinsi ini.

Impor yang paling besar nilainya terjadi pada komoditas bahan bakar mineral (BBM) dengan nilai sebesar 32,73 juta dolar AS atau dengan persentase secara keseluruhan nilai impor itu sebesar 39,56 persen.

Sedangkan untuk komoditas mesin-mesin atau peralatan listrik mencatat nilai transaksi sebesar 29,62 juta dolar AS atau sekitar 35,79 persen secara keseluruhan.

Pada posisi ketiga, gandum ganduman mencatat nilai transaksi sebesar 6,44 juta dolar AS (7,78 persen), kemudian disusul komoditas ampas dan sisa industri makanan dengan nilai sebesar 4,20 juta dolar AS (5,08 persen) serta produk keramik juga mencatat nilai transaksi sebesar 2,41 juta dolar AS (2,91 persen) dari total nilai ekspor Provinsi Sulsel.

"Dibandingkan dengan Desember 2017 maka bahan bakar mineral mengalami peningkatan 1,89 persen, mesin dan peralatan listrik juga meningkat 287,64 persen, gandum-ganduman menurun sebesar 56,18 persen, ampas dan sisa industri makanan justru meningkat sebesar 6,60 persen dan produk keramik meningkat sebesar 65,09 persen," jelasnya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: