Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Papua Nugini Diguncang Gempa 7,5 SR, 30 Orang Tewas

Papua Nugini Diguncang Gempa 7,5 SR, 30 Orang Tewas Kredit Foto: Jerome Kay/Handout via Reuters
Warta Ekonomi, Melbourne -

Lebih dari 14 orang tewas akibat tanah longsor karena bangunan roboh saat gempa dahsyat di dataran tinggi Papua Nugini yang terpencil, polisi dan seorang pekerja rumah sakit mengatakan pada hari Selasa (27/2/2018), dengan laporan yang belum dikonfirmasi lebih dari 30 orang terbunuh.

Gempa berkekuatan 7,5 Skala Richter yang mengguncang wilayah tersebut pada Senin pagi juga merusak infrastruktur pertambangan dan listrik dan menyebabkan ExxonMobil Corp menutup pabrik gas alam cair senilai $19 miliar, penghasil ekspor terbesar di negara itu.

“Dua bangunan ambruk dan tanah longsor menewaskan 12 orang di Mendi, ibu kota provinsi Dataran Tinggi Selatan,” ungkap Julie Sakol, seorang perawat di Rumah Sakit Umum Mendi, di mana mayat mereka dibawa ke kamar mayat, sebagaimana dikutip dari Reuters, Selasa (27/2/2018).

"Orang-orang takut. Gempa susulan terus terjadi. Tidak ada tempat untuk mengungsi warga hanya berlarian tanpa tujuan yang jelas," tuturnya.

Puluhan gempa susulan mengguncang daerah tersebut, termasuk gempa 5,7 pada Selasa sore, Survei Geologi A.S. melaporkan. Polisi di Mendi mengatakan 14 orang tewas dalam gempa awal, termasuk tiga di Poroma, selatan Mendi.

"Mereka tewas oleh tanah longsor yang menelan sebuah keluarga yang sedang tidur di rumah mereka," ungkap Naring Bongi, seorang petugas polisi di Mendi.

Pegawai pemprov Papua William Bando mengatakan bahwa lebih dari 30 orang diyakini telah tewas di wilayah yang terjal, sekitar 560 km (350 mil) barat laut ibu kota, Port Moresby, yang dilaporkan oleh Papua New Guinea Post-Courier.

Kantor manajemen bencana PNG mengatakan sedang memverifikasi sebuah laporan masyarakat namun butuh beberapa hari untuk memastikan korban tewas. ExxonMobil mengatakan bahwa komunikasi dengan masyarakat sekitar tetap dilakukan.

"Komunikasi terus menjadi salah satu tantangan yang paling signifikan," ungkap perusahaan itu dalam sebuah pernyataan email.

Mitranya, Oil Search, mengatakan peninjauan ulang semua fasilitas dan infrastrukturnya akan memakan waktu setidaknya satu Minggu. Penambang Barrick Gold Corp dan Ok Tedi Mining juga melaporkan beberapa kerusakan pada segi infrastruktur.

Baca Juga: Pria Buleleng Diringkus usai Curi Tabung Gas-Barang Elektronik

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: