Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Laut Menghidupi Dunia

Laut Menghidupi Dunia Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia salah satu negara produsen perikanan tangkap terbesar di dunia. Hanya saja, belum sebesar negara lain meski Indonesia memiliki luas laut 70% dari luas wilayah. Menurut data terbaru Food and Agriculture Organization (FAO), produksi perikanan tangkap di dunia pada 2015 lalu mencapai 92,6 juta ton. Tercatat 10 negara penghasil perikanan tangkap terbesar dunia berturut-turut adalah Cina sejumlah 17,56 juta ton, Indonesia sejumlah 6,48 juta ton, Amerika Serikat sejumlah 5,05 juta ton, India sejumlah 4,84 juta ton, dan Peru sejumlah 4,82 juta ton. Selanjutnya, ada Rusia yang berhasil menangkap ikan hingga 4,46 juta ton, Jepang sejumlah 3,46 juta ton, Vietnam sejumlah 2,76 juta ton, Norwegia sejumlah 2,29 juta ton, serta Filipina sejumlah 2,15 juta ton.

Produksi perikanan budidaya di dunia pada tahun 2015 lalu mencapai 29,4 juta ton dengan 10 negara penghasil perikanan budidaya terbesar adalah Cina 13,9 juta ton, Indonesia 11,3 juta ton, Filipina 1,6 juta ton, Korea Selatan 1,2 juta ton, Korea Utara 489 ribu ton, Jepang 399 ribu ton, Malaysia 260 ribu ton, Zanzibar 172 ribu ton, Madagaskar 15 ribu ton, dan Solomon 12 ribu ton.

Jika dilihat kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional (PDB), pada tahun 2015 lalu sektor perikanan di Cina tumbuh mencapai US$279 miliar dan berkontirbusi sebesar 3% terhadap total PDB. Industri perikanan di Cina menyerap tenaga kerja dengan ekspor 15 juta penduduk.

Di Indonesia, PDB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) sub kategori perikanan mencapai Rp292 triliun, menyumbang persentase kontribusi sebesar 2,51% terhadap PDB Nasional pada 2015. Jumlah nelayan mencapai 2,2 juta atau 0,9% total angkatan kerja. Sementara, Nilai Tukar Nelayan (NTN) pada periode Januari hingga Desember 2015 rata-rata mencapai 106,19, naik dari periode sebelumnya yang hanya mencapai 104,63.

Di Amerika Serikat, sektor perikanan menyumbang $97 miliar dari total US$18 triliun PDB, atau sekitar 0,5% dan mempekerjakan sekitar 27.000 nelayan. Di India, sektor perikanan berkontribusi sebesar 1,07% terhadap PDB dan mampu mempekerjakan sekitar 14 juta penduduk. Ekspor komoditas perikanan India mewakili 10% dari total ekspor mereka. 

Di Peru, kontribusi sektor perikanan terhadap PDB sekitar 1,9% dan mempekerjakan sekitar 155.000 nelayan. Di Rusia, sektor perikanan berkontribusi sebesar US$5 miliar atau setara 0,3% dari PDB dan mempekerjakan sekitar 150 ribu hingga 300 ribu nelayan. Di Jepang, sektor perikanan menyumbang sekitar 0,8% terhadap total PDB dan mempekerjakan sekitar 166.00 pelaut.

Adapun kontribusi perikanan mencapai US$1,7 per kapita atau setara 4% dari total PDB per kapita yang sebesar US$435 di Vietnam. Sektor ini menyerap tenaga kerja mencapai 4,2 juta atau 5,1% dari total tenaga kerja 82,6 juta. Di Norwegia, sektor perikanan menyumbang 0,7% terhadap PDB dan mempekerjakan 11.146 pelaut ekspor perikanan, mewakili 31% total ekspor mereka. Di Filipina, sektor perikanan menyumbang 1,4% dari total PDB dengan mempekerjakan sekitar 1,5 juta pekerja. 

Dari sisi perdagangan internasional, nilai perdagangan perikanan dunia mencapai US$109,6 miliar, dengan 10 importir terbesar (versi International Trade Center 2017) berturut-turut adalah Amerika Serikat senilai US$16,4 miliar yang dibuntuti Jepang senilai US$10,8 miliar dan Cina senilai US$6,9 miliar. Negara lainnya adalah Spanyol senilai US$6,2 miliar, Vietnam senilai US$5,2 miliar, Perancis senilai US$5 miliar, Italia senilai US$4,9 miliar, Swedia senilai US$4,8 miliar, Jerman senilai US$4,5 miliar, dan Korea Selatan senilai US$3,9 miliar.

Sementara, untuk 10 eksportir terbesar berturut-turut adalah Cina senilai US$13,7 miliar, Norwegia senilai US$10,5 miliar, India senilai US$5,2 miliar, Amerika Serikat senilai US$5 miliar, Chili senilai US$4,4 miliar, Vietnam senilai US$4,4 miliar, Kanada senilai U$4,4 miliar, Swedia senilai US$4,3 miliar, Belanda senilai US$3,8 miliar, dan Spanyol senilai US$3,1 miliar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: