Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Akui Nilai Tukar Rupiah Tak Sesuai Fundamentalnya

BI Akui Nilai Tukar Rupiah Tak Sesuai Fundamentalnya Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) mengakui pergerakkan nilai tukar Rupiah yang pada Kamis (1/3/2018) pagi sempat menyentuh Rp13.800 per dolar AS sudah tidak sesuai fundamental perekonomian. Untuk itu, bank Sentral melakukan intervensi agar kurs Rupiah sedikit menguat.

"Jadi, kalau tadi kita lihat Rupiah sempat di level 13.800 per dolar AS itu terlalu berlebihan dan tidak sesuai fundamentalnya. Makanya, dari tadi pagi kita aktif di pasar. Bahkan, sebenarnya Rupiah punya potensi penguatan," tegas Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Doddy Zulverdi di Jakarta, Kamis (1/3/2018).

Di perdagangan Kamis siang ini, nilai tukar Rupiah bergerak di kisaran Rp13.755 per dolar AS. Sepanjang tahun berjalan sejak 1 Januari hingga 1 Maret 2018, volatilitas rupiah sebesar 8,3 persen.

Menurut Doddy, variabel Rupiah saat tadi terlalu lemah. Seharusnya, bisa lebih kuat jika melihat perbaikan kondisi ekonomi domestik.

"Angka Rp13.800 per dolar AS berlebihan. Karena jika melihat inflasi membaik, neraca pembayaran surplus, pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, seharusnya Rupiah bisa lebih kuat. Jadi, pelemahan tadi karena faktor global," jelas Doddy.

Pelemahan Rupiah, di antaranya, karena dua faktor yakni pertama data perbaikan ekonomi AS dan dan juga pidato Gubernur The Fed Jerome Powell di depan Kongres AS yang mengindikasikan ekonomi AS ke depan akan membaik dan inflasi yang akan naik.

Namun, kondisi ekonomi domestik tidak akan membuat pelemahan Rupiah terlalu dalam, terutama karena sasaran inflasi yang masih terjaga di jangkar Bank Sentral dan proyeksi pertumbuhan yang lebih baik tahun ini.        

"Ini sebenarnya pengaruh global, terutama spekulasi pasar mengenai rencana kenaikan suku bunga oleh The Fed dalam FOMC bulan depan. Jadi, bukan karena faktor domestik," kata Doddy.

Bahkan, Dody memaparkan kondisi fundamental Indonesia justru menunjukkan tren perbaikan. Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang terus membaik dan inflasi lebih terkendali.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: