Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kenapa Infrastruktur Pengisian Tenaga Listrik Penting di Masa Depan?

Kenapa Infrastruktur Pengisian Tenaga Listrik Penting di Masa Depan? Kredit Foto: Pixabay
Warta Ekonomi, Berlin -

Dari stasiun pengisian bahan bakar kecil yang dioperasikan oleh perorangan sampai stasiun bahan bakar yang dioperasikan oleh perusahaan besar seperti BP dan Shell, para pemilik kendaraan berbahan bakar minyak dan notabene memakan banyak bahan bakar memiliki banyak pilihan saat mengisi bahan bakar.

Hal tersebut berbanding terbalik bagi para pengemudi yang mengendarai mobil listrik, pilihannya agak terbatas.

"Pertumbuhan mobil bertenaga listrik semakin banyak jumlahnya dan juga banyak momentumnya," Thomas Hering, manajer penjualan area pengisian daya kendaraan listrik untuk bisnis Jerman ABB, mengatakan kepada Sustainable Energy, sebagaimana dikutip dari CNBC, Jumat (2/3/2018).

"Padahal di awal kemunculan mobilitas yang membutuhkan tenaga listrik, kami hanya melihat sedikit sekali kendaraan listrik di jalanan, justru kami sekarang melihat permintaan yang terus meningkat, dan kami juga memperkirakan jumlah kendaraan listrik dalam jumlah besar akan terus melaju di jalanan," tuturnya.

Karena semakin banyak orang mulai mengemudikan kendaraan listrik dalam jarak yang lebih jauh, kebutuhan akan jaringan pengisian daya berskala besar juga akan semakin menekan.

Perubahan sedang terjadi. Pada bulan Januari, misalnya, BP Ventures menginvestasikan $5 juta di FreeWire Technologies, perusahaan A.S. yang mengkhususkan diri pada sistem pengisian cepat kendaraan listrik secara mobile. BP mengatakan pihaknya berencana menggunakan unit di lokasi ritel BP di Inggris dan Eropa tahun ini.

Di Jerman, di mana ada dorongan besar untuk meningkatkan jumlah kendaraan listrik di jalan, upaya juga dilakukan untuk meningkatkan jumlah titik pengisian bahan bakar listrik.

"Kami berencana memasang 350 stasiun pengisian bahan bakar, terutama di tempat umum," tutur Bernhard Riehle, manajer proyek di Pfalzwerke Netz, kepada Sustainable Energy.

Sementara ambisi yang besar, ada sejumlah kendala ketika harus meluncurkan infrastruktur baru. "Ada banyak tantangan teknis saat menyiapkan infrastruktur terkait koneksi grid," ungkap Sebastian Koch dari Pfalzwerke Netz. Biaya menjadi perhatian lain, tambahnya.

Ada beberapa pilihan ketika datang ke model pengisian yang digunakan, termasuk alternating current (AC) dan direct current (DC).

"Melihat pengisian AC, Anda perlu memasang konverter on-board di kendaraan Anda yang kemudian mengubah arus bolak balik menjadi arus searah untuk memberi tenaga ke baterai," ungkap ABB's Hering.

"Hal tersebut tentu saja sedikit lebih lambat tapi juga lebih murah," tambahnya.

"Melihat pengisian DC, Anda bisa mengisi daya dengan kekuatan lebih tinggi dan karena itu perlu meluangkan sedikit waktu untuk mengisi ulang mobil Anda karena konversi ke DC terjadi di luar kendaraan," ujar Koch.

Banyak pengguna kendaraan listrik akan "mengisi" menggunakan stasiun berbasis rumah, tapi ini bisa memakan waktu lama. "Orang-orang di rumah dapat mengisi kendaraan mereka dalam tiga, sampai empat jam, mungkin lebih lama," pungkas Pölzwerke Netz's Riehle. Di stasiun "pengisian cepat", mobil bisa dikenai biaya dalam 30 sampai 45 menit.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: