Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BPS: Nilai Tukar Petani Sulsel Turun 0,41 Persen

BPS: Nilai Tukar Petani Sulsel Turun 0,41 Persen Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, Nursam Salam, mengatakan Nilai Tukar Petani (NTP) di wilayahnya tercatat 101,10 persen atau terjadi penurunan 0,41 persen pada Februari 2018. Sebulan sebelumnya, NTP di Sulsel mencapai 101,52 persen. Sepanjang tahun ini, daya beli petani kecenderungannya terus merosot.
 
Nursam mengungkapkan bila dibandingkan dengan periode bulan sebelumnya, merosotnya NTP Sulsel dipengaruhi turunnya empat dari lima subsektor. BPS mencatat hanya subsektor tanaman perkebunan rakyat yang memperlihatkan kinerja positif. Itu pun tidaklah terlalu signifikan mengingat empat subsektor pembentuk NTP mengalami penurunan. 
 
"Bila dibandingkan dengan periode bulan sebelumnya, empat subsektor mengalami penurunan dan satu subsektor mengalami kenaikan. Penurunan terbesar terjadi pada subsektor tanaman pangan mencapai 0,96 persen. Adapun kenaikan dicatat subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,36 persen," kata Nursam, di Makassar. 
 
NTP diketahui diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang harus dibayarkan petani. NTP menjadi salah satu indikator melihat tingkat daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif makin kuat pula tingkat daya beli petani.
 
Menurut Nursam, kesimpulan data penurunan NTP Sulsel pada Februari 2018 merujuk pada hasil pemantauan harga-harga pedesaan. Penurunan terjadi disebabkan indeks yang diterima petani hanya naik 0,32 persen. Di sisi lain, indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,73 persen.
 
Berdasarkan data BPS, NTP subsektor tanaman pangan sebesar 99,82 persen atau turun 0,96 persen dibandingkan periode bulan lalu. Adapun subsektor hortikultura sebesar 106,51 persen alias turun 0,52 persen. Subsektor perkebunan rakyat mencatat 91,87 persen atau turun 0,36 persen dan subsektor peternakan sebesar 109,21 persen alias turun 0,26 persen. Sedang, subsektor perikanan sebesar 102,82 persen atau turun 0,92 persen.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: