Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pewaris Tahta Saudi Teken Kesepakatan dengan Mesir Senilai $10 Miliar

Pewaris Tahta Saudi Teken Kesepakatan dengan Mesir Senilai $10 Miliar Kredit Foto: Reuters/File Photo
Warta Ekonomi, Kairo -

Arab Saudi dan Mesir membentuk dana gabungan sebesar $10 miliar pada hari Minggu (4/3/2018) untuk mengembangkan sebuah mega-kota yang tengah direncanakan, dengan pembangunan lebih dari 1.000 kilometer persegi di Sinai selatan, saat Putra Mahkota Mohammed bin Salman bertemu dengan Presiden Abdel Fattah al-Sisi di Kairo.

Kesepakatan itu terjadi pada awal perjalanan publik pertama dari Pangeran Mohammed ke luar negeri sejak menjadi pewaris takhta kerajaan tahun lalu dan membersihkan bisnis kerajaan dan elit politik dalam sebuah tindakan keras terhadap kasus korupsi yang menjerat para pangeran, dan pengusaha terkemuka Arab Saudi yang sudah ditahan.

Mesir dan Arab Saudi telah memperkuat hubungan sejak Sisi mengambil alih kekuasaan pada 2013 setelah menyingkirkan Persaudaraan Muslim atau Muslim Brotherhood, yang kedua negara telah dilarang dan ditetapkan sebagai organisasi teroris, sebagaimana dikutip dari Reuters, Senin (5/3/2018).

Seorang pejabat Saudi mengatakan kepada Reuters bahwa bagian dana investasi bersama Riyadh akan menjadi uang tunai untuk membantu mengembangkan NEOM Mesir, yang Pangeran Mohammed resmikan Oktober lalu sebagai bagian dari rencana untuk menyapih eksportir minyak mentah terkemuka dunia dari pendapatan minyak.

Kesepakatan investasi tersebut menggarisbawahi hubungan strategis antara negara Arab terkaya dan paling padat penduduknya. Kairo juga mendukung upaya Riyadh dalam melawan pejuang Houthi yang didukung Iran di Yaman, dan tahun lalu bergabung dengan boikot yang dipimpin Arab oleh negara Teluk kepada Qatar dan setuju untuk menyerahkan dua pulau Laut Merah ke Saudi meski mendapat kritik luas di dalam negeri.

Sehari sebelum kunjungan Pangeran Mohammed, pengadilan tinggi Mesir menolak semua tantangan hukum yang berlaku untuk kesepakatan di pulau-pulau Laut Merah.

Kunjungan Pangeran Mahkota Saudi tersebut dilakukan tiga minggu menjelang pemilihan di mana presiden Mesir sekarang yang juga mantan Jenderal sedang mencari masa jabatan keduanya. Dia dijamin menang dalam pemungutan suara dimana, para kritikus mengatakan, pihak berwenang telah mengunci lawan atau memaksa mereka untuk menghentikan upaya kampanyenya.

Ketika Mesir mencoba untuk tetap tutup pada kerusuhan internal apapun di dalam negerinya, di sisi lain Mesir telah berpihak kepada Arab Saudi mengenai isu-isu kebijakan luar negeri utama termasuk menhadapi isu antara kerajaan Sunni dan musuh Syi'ahnya Iran.

Mesir dengan penuh semangat bergabung dengan Arab Saudi dan sekutu Teluk lainnya pada bulan Juni lalu dalam sebuah boikot perdagangan dan diplomatik Qatar, yang oleh pemerintah dan medianya menuduh mendukung Ikhwanul Muslimin, ratusan di antaranya anggota Kairo telah dipenjara dan dijatuhi hukuman mati. Doha membantah tuduhan tersebut.

Pangeran Saudi akan berangkat ke Inggris pada tanggal 7 Maret menyusul kunjungan tiga hari ke Kairo dan kemudian ke Amerika Serikat, sekutu terdekat Riyadh, pada bulan depan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: