Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Accenture: Perusahaan Bisa 'Mati' Tanpa Kolaborasi dengan Masyarakat

Accenture: Perusahaan Bisa 'Mati' Tanpa Kolaborasi dengan Masyarakat Kredit Foto: Dina Kusumaningrum
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan konsultan manajemen global, layanan teknologi, dan outsourcing Accenture melakukan penelitian tahunan dengan mewawancarai para CIO secara global. Ditarik kesimpulan bahwa bisnis perusahaan tidak berjalan dengan lancar tanpa adanya masyarakat secara umum atau konsumen.  

"Dari semua saran eksekutif kita menentukan ada lima tren utama ada beberapa istilah-istilah baru yaitu Citizen AI. Hal ini bagaimana kita memanfaatkan artificial intelligence dengan komunitas secara keseluruhan," kata Managing Director Accenture Leonard Nugroho T kepada wartawan di kantornya, Gedung Wisma BNI 46, Jakarta, Selasa (6/3/2018).

Laporan Accenture Technology Vision 2018 ini melibatkan lebih dari 6.300 eksekutif bisnis dan teknologi informasi berskala global. Kemudian, lebih dari empat dari lima responden (85 persen) sepakat bila melalui teknologi, perusahaan terus mencari cara untuk menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-hari.

Nugi demikian Nugroho biasa disapa menyebutkan lima tren utama selain Citizen AI yaitu Extended Reality, dimana berakhirnya jarak dengan virtualisasi dan rekayasa tambahan. "Teknologi virtual dan agmented reality secara signifikan mengubah cara hidup dan pekerjaan masyarakat dengan semakin hilangnya jarak terhadap pelanggan, informasi, dan pengalaman," terangnya.

Selanjutnya data veracity yaitu pentingnya kepercayaan tanpa manipulasi. Menurutnya, dengan transformasi yang berfokus pada data, saat ini bisnis sedang menghadapi jenis kerentanan baru seperti data yang tidak akurat, termanipulasi, dan kerancuan yang dapat mengacaukan analisis bisnis dan menyebabkan pengambilan keputusan yang menyesatkan. 

"Untuk menjawab tantangan bisnis, perusahaan harus mampu mengaplikasikan gaya kepemimpinan yang bersifat dua arah untuk memaksimalkan tingkat keakuratan dan meminimalisir ruang untuk manipulasi data," imbuhnya.

Tren berikutnya Frictionless Business yaitu mengembangkan kemitraan untuk pertumbuhan bisnis. Para pelaku bisnis bergantung pada kemitraan bisnis berbasis teknologi untuk perkembangan usaha perusahaan, tetapi sistem lama yang diwariskan oleh pendahulu sendiri tidak dirancang untuk mendukung kemitraan dalam skala besar. Untuk berpartisipasi menjadi Perusahaan Cerdas (intelligent) dan terhubung (connected), perusahaan harus merancang ulang bisnis mereka. 

Tren terakhir seperti disampaikan Nugi adalah Internet of Thinking yaitu menciptakan sistem distribusi pengetahuan yang menyeluruh. Pelaku bisnis secara konsisten berusaha menciptakan ruang lingkup bisnis pintar melalui teknologi robotika, kecerdasan buatan (AI) dan pengalaman yang mendalam (immersive experiences). 

"Mewujudkan lingkungan pintar ke kehidupan sehari hari tidak hanya memerlukan keterampilan khusus dan kualitas tenaga kerja yang mumpuni, tapi juga modernisasi infrastruktur teknologi perusahaan," terangnya.

Jadi, melalui kemitraan baru dengan pelanggan, karyawan, dan mitra bisnis, perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan dan lebih mengintegrasikan bisnis mereka ke dalam kehidupan masyarakat. Tentunya, kondisi ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dan akan terus mendorong perkembangan bisnis perusahaan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: