Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Greenfields Bangun Peternakan Sapi Perah Senilai Rp612 Miliar

Greenfields Bangun Peternakan Sapi Perah Senilai Rp612 Miliar Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Produsen susu segar PT Greenfields Indonesia meresmikan peternakan sapi perah senilai Rp612 miliar di Wlingi, Blitar, Jawa Timur. Peternakan yang kedua ini mampu menampung lebih dari 10 ribu ekor sapi perah di lahan seluas 172 hektare.

Peternakan tersebut ditargetkan mencapai kapasitas maksimum dengan 10 ribu sapi perah yang akan menghasilkan hampir 50 juta liter susu segar per tahun pada akhir 2020. Peresmian peternakan sapi yang merupakan perluasan dari peternakan Greenfields pertama di Desa Babadan, Malang, Jawa Timur itu dihadiri Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

CEO AustAsia Dairy Group Edgar Collins mengatakan, dengan beroperasinya peternakan kedua ini akan terjadi peningkatan produksi susu segar dalam negeri secara signifikan. "Hal ini juga tentunya akan memperkokoh posisi Greenfields sebagai produsen susu segar nomor satu di Indonesia," kata Edgar. 

Dia mengungkapkan peternakan Greenfields yang kedua ini menggunakan teknologi terbaru, antara lain teknologi pemerah susu otomatis dengan sistem berputar, teknologi kandang sapi tertutup yang menggunakan kipas angin sistem hibrida, serta sistem pencahayaan long-day untuk memaksimalkan produktivitas susu sapi.

"Melalui peternakan kedua ini, kami ingin memperkenalkan praktik peternakan sapi perah modern sebagai model untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas dari susu segar dalam negeri," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa pihaknya sedang membangun Greenfields Dairy Institute Foundation yang akan melatih lebih dari 800 peternak sapi perah setiap tahunnya untuk meningkatkan keterampilan mereka agar mampu meningkatkan produktivitas.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan pemerintah terus mendorong peningkatan penggunaan konten lokal dalam industri pengolahan susu dan mengurangi impor susu bubuk. "Kami menargetkan suplai bahan baku susu segar meningkat jadi 41% tahun 2022, dengan kualitas semakin baik," ujarnya.

Menurutnya, dari segi off-farm, terdapat lebih dari 60 industri pengolahan susu yang beroperasi di Indonesia. Namun, saat ini ada 14 perusahaan yang telah bermitra dengan peternak sapi dalam negeri.

Pasokan bahan baku susu segar dari para peternak sapi perah lokal hanya mampu mencukupi 852 ribu ton per tahun atau sekitar 23%, sedangkan kebutuhan bahan baku susu segar untuk industri pengolahan susu dalam negeri sebesar 3,7 juta ton pada 2016.

"Karena bahan bakunya belum bisa dipasok dari domestik, sisanya masih diimpor dalam bentuk skim milk powder, anhydrous milk fat, dan butter milk powder dari berbagai negara seperti Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Jadi, masih banyak ruang bagi mereka yang ingin berinvestasi untuk memperdalam struktur industri pengolahan susu di Indonesia," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: