Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Visi Pelindo II: Menjadi Pengelola Pelabuhan Berkelas Dunia

Oleh: Elvyn G Masassya, Direktur Utama Pelindo II

Visi Pelindo II: Menjadi Pengelola Pelabuhan Berkelas Dunia Kredit Foto: Warta Ekonomi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Visi menjadi kata-kata sakti yang sangat penting bagi perusahaan. Dengan adanya visi tersebut, pemimpin perusahaan akan mengoperasikan perusahaan selaras dengan panduan utama yang telah ditetapkan. Pelindo II memiliki pandangan ke depan untuk menjadi pengelola pelabuhan berkelas dunia, serta memiliki keunggulan dalam operasional dan pelayanan. Itulah kata kunci yang harus dikejar perusahaan, menjadi world class company, operational excellence, dan services excellence.

Perusahaan jasa paling tidak harus memenuhi empat prinsip utama agar menjadi idola konsumen. Pertama speed. Kecepatan pelayanan menjadi keinginan semua konsumen. Semakin cepat terlayani, maka akan semakin puas. Dalam jasa pelabuhan, waktu tunggu bersandar (dwelling time) menjadi isu yang sangat krusial. Pelindo II terus melakukan perbaikan tersebut, misalkan dwelling time hanya 2,7 hari. 

Kedua adalah access. Pelabuhan harus ada di mana-mana, terminal harus banyak. Semakin banyaknya pelabuhan dan terminal akan mempermudah konsumen untuk memproses pengangkutan. Tidak hanya mempermudah barang masuk, tetapi juga akan mempermudah barang yang keluar.

Ketiga adalah physic. Contohnya, kantor di bank cozy, itu pula yang membuat konsumen memiliki penilaian terhadap suatu korporat yang terlihat dari penampilan fisiknya. Oleh sebab itu, di pelabuhan harus ada perawatan yang bagus, maupun dermaga yang luas. Adapun yang keempat adalah friendly. Friendly yang dimaksud dalam hal ini adalah cost harus murah dan proses harus cepat.

Bisnis di bidang pelabuhan tak boleh mati gaya. Meskipun pelabuhan, segalanya harus kreatif dan memiliki soul. Corporate culture menjadi rohnya. Corporate culture tersebut dikristalkan dalam “CINTA” oleh Pelindo II. Apa itu CINTA? Customer, Integrity, Nation, Team work, and Action. Inilah modal kita untuk bisa bersaing dengan pelabuhan-pelabuhan lain di dunia. 

Dalam membumikan kultur perusahaan tersebut, beberapa cara ditempuh. Saya kumpulkan semua karyawan, saya mengunjungi seluruh kantor cabang, saya tanya aspirasi mereka, lalu saya buat komitmen. Setelah itu, saya menyiapkan sistem. Ada yang namanya forum manajemen. Selain mereka bekerja sesuai masing-masing tugas utamanya, mereka juga harus jadi direktur pembina. Kultur tersebut akan mulai terasa, terlihat, dan tampak. Sistem memaksa seseorang untuk berbaur dengan kultur yang dibentuk. Orang beranggapan pelabuhan itu remang-remang, kotor, banyak preman atau jawara. Itu semua harus dikikis dengan kerja yang cerdas.

Oleh sebab itu, berbagai langkah strategis harus dilakukan secara berkelanjutan. Modernisasi pelabuhan menjadi langkah penting. Adanya langkah tersebut akan berdampak pada produktivitas yang tinggi. Langkah berikutnya adalah peningkatan akses dengan pembangunan pelabuhan baru. Hal ini dilakukan dengan pembangunan pelabuhan-pelabuhan baru dan peningkatan kapasitas dan spesialisasi pelabuhan sesuai dengan kebutuhan pasar.

Pelabuhan di Indonesia dikelola oleh beberapa perusahaan. Untuk menjadi pelabuhan kelas dunia, harus memiliki visi yang sama dan bersama menuju muara tersebut. Antar-Pelindo harus berkolaborasi untuk menjadi pemain terbaik. Lets grow together. Yang sudah maju mendorong lainnya untuk maju bersama. 

Menurut saya, perusahaan dikatakan hebat kalau memiliki 3 hal: loyalitas, kesepemahaman pemikiran, dan kompetensi yang memadai. Saya ajak Pelindo lain, dan selamatkan sistem operasi kita bersama. Mulai triwulan IV 2016, pembukuan sudah kita samakan. Prinsipnya, sepanjang kita mau berkomunikasi dan objektif, kita pasti bisa.

Dalam memastikan “peredaran darah” lancar, perusahaan memiliki satu kebiasaan. Setiap satu minggu sekali, kita rapat direksi hari Selasa mulai jam 10 sampai jam berapa pun. Artinya, rapat direksi masih membahas hal-hal untuk diputuskan, selama belum ada keputusan, kita akan tetap membahas sampai tuntas. Itu namanya controlling. Setelah itu, kita distribusikan ke bawah.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: