Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menperin: Produsen Baja Bisa Cari Pasar Baru

Menperin: Produsen Baja Bisa Cari Pasar Baru Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto mengatakan produsen baja bisa saja mencari pasar baru, setelah pemerintah AS berencana menerapkan tarif impor baja sebesar 25 persen.

"Tentu mereka mencari alternatif pasar dan alternatif pasar tentunya bisa Indonesia salah satunya," kata Airlangga saat ditemui di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (8/3/2018).

Airlangga belum bisa memastikan langkah yang diambil oleh pemerintah dalam menghadapi potensi serbuan baja asal China, karena Indonesia belum terdampak secara langsung dari kebijakan tarif impor tersebut.

Untuk itu, pemerintah masih menunggu dari penerapan kebijakan itu, sambil menyiapkan berbagai kemungkinan dalam menghadapi "perang dagang" tersebut seperti rencana pengenaan bea masuk anti dumping.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan potensi terjadinya perang dagang apabila pemerintah AS jadi menerapkan tarif pada impor baja dan alumunium.

Saat ini, ia mengatakan seluruh dunia sedang menantikan kepastian dari rencana yang juga berpotensi membuat negara-negara yang selama ini mempunyai hubungan dagang saling membalas dari sisi tarif.

"Kami lihat saja dulu, dinamika mengenai kebijakan itu sedang diperdebatkan antara Presiden Trump dengan kongres dan senat," ucapnya.

Presiden AS Donald Trump memastikan akan menerapkan tarif impor baja sebesar 25 persen dan alumunium sebesar 10 persen untuk melindungi industri dalam negeri.

Namun, para ahli mengatakan langkah tersebut dapat merugikan produsen AS dan berpotensi menghadapi tantangan hukum dari mitra-mitra dagang.

Dalam pernyataan resmi, Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pengenaan tarif impor tersebut bisa membahayakan industri manufaktur dan konstruksi AS yang selama ini bergantung pada baja dan alumunium impor.

Untuk itu, IMF meminta agar AS dan negara mitra dagang untuk bekerja sama secara konstruktif dalam menghilangkan hambatan perdagangan dan menyelesaikan perbedaan tanpa menimbulkan kegentingan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: