Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Setelah Era Disrupsi, Bersiaplah Sambut Era Kelimpahan

Setelah Era Disrupsi, Bersiaplah Sambut Era Kelimpahan Kredit Foto: Warta Ekonomi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di tengah ramainya kegiatan bisnis yang terdisrupsi dan saling mendisrupsi saat ini, Peter Diamandis, Co-Founder Singularity University, sudah jauh-jauh hari meramalkan bahwa suatu hari kita akan sampai pada era keberlimpahan (abundance) atau dikenal juga dengan istilah free/ sharing economy sehingga semuanya serba berkelimpahan dan berbiaya minimal sekali.

Menurut Peter, disrupsi hanyalah salah satu 6 tahapan menuju era kelimpahan, antara lain: digitalization (transformasi dari analog menuju digital di hampir semua sektor), deception (banyak orang terlena karena awalnya terlihat pelan dan hanya riak-riak kecil), disruption (titik lejit yang mengguncang kemapanan), dematerialization (semua produk seperti buku, musik, film kehilangan wadah fisik untuk ditransfer di “cloud” alias awan digital tak bertepi), demonetization (dalam “awan digital” tempat menyimpan segala hal itu hampir semua biaya jadi turun drastis karena membludak volumenya), terakhir abundance (kelimpahan).

Sebenarnya, saat ini kita sudah sedikit mencicipi era free economy: kirim surat gratis (email), telepon interlokal gratis (Whatsapp call), sekolah gratis (Khan Academy), kuliah gratis (Coursera), buku gratis (pdfdrive.net), film dan musik gratis (Youtube), rekaman ceramah, seminar, dan pelatihan gratis (Youtube), desain gratis (Canva), main game gratis, kumpul-kumpul ngobrol bareng 50 orang dari segala penjuru dunia gratis (Zoom), Penginapan gratis (Couchsurging), dll.

Namun, kegratisan (atau minimal harga murah sekali sehingga terjangkau untuk semua orang) tersebut hanya sebagian kecil saja karena lama-kelamaan akan menular ke segala bidang yang lain, terutama energi, air, makanan, barang-barang, transportasi, dan kesehatan. Dalam buku Peter Diamandis berjudul Abundance: The Future is Better than You Think tentang ulasan ilmiah bagaimana ini semua sedang terjadi sekarang, dan akan berjalan lebih massif lagi.

Diperkirakan free economy akan meliputi segala hal saat terjadi yang disebut era “Singularity”, yaitu saat kecepatan proses komputer seharga US$1000 sudah menyamai kemampuan proses otak manusia (10 terabyte/detik). Ray Kurzweil, genius visioner MIT yang sejauh ini 126 dari 150-an prediksi ilmiahnya terbukti, memprediksikan momentum besar era abundance (singularity) ini akan terjadi sekitar 2035— 2040.

Saat itu terjadi, jenis pekerjaan yang ada saat itu 65% belum dijumpai sekarang. Robot dan komputer (AI) mengambil alih 50% pekerjaan otot dan otak manusia. Maka manusia jadi bisa fokus ke pekerjaan-pekerjaan yang lebih bermartabat yang menggunakan advanced brain (kreativitas, dll) beserta “hati dan jiwa” (kecerdasan emosi, sosial, dan spiritual) yang tidak dimiliki robot & AI. Atau dengan menggunakan “Neural-link”, kemampuan otak kreatif kita bisa kita bikin merger dengan kemampuan superkomputer yang terhubung langsung ke otak.

Bayangkan ketika hampir semua serba murah dan terjangkau, 50% pekerjaan dilakukan robot & AI, dan dunia dipenuhi orang-orang yang “The Have dan Super Have”, tidak akan ada lagi kelompok orang yang “The Have Not”. Bahkan kalaupun perusahaan dan pekerjaan Anda saat ini sedang, atau akan tergulung habis oleh para disruptor, Anda tidak perlu pesimistis, takut, atau marah. Pekerjaan Anda yang hilang itu hanya sebuah pertanda bahwa Anda harus segera mempunyai keahlian baru, kreativitas, dan pekerjaan baru yang sesuai dengan kebutuhan zaman. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: