Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BSM Tekan Cost of Fund Lewat Peningkatan Dana Murah

BSM Tekan Cost of Fund Lewat Peningkatan Dana Murah Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank Syariah Mandiri (BSM) bakal terus menekan biaya dana atau cost of fund untuk meningkatkan profitabilitas kinerja keuangannya. Sebagai salah satu strateginya perseroan bakal menggenjot perolehan dana murah di tahun-tahun mendatang.

Sepanjang tahun lalu saja, perseroan berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) senilai Rp77,90 triliun. Capaian itu meningkat Rp7,95 triliun atau 11,37% dari posisi 2016 yang hanya sebesar Rp69,95 triliun.

Direktur Utama BSM Toni EB Subari mengatakan dari total dana tersebut sebesar 51,80% atau Rp40,36 triliun merupakan dana murah (low cost fund) yang tumbuh 16,36% dibandingkan periode yang sama pada Desember 2016 yang sebesar Rp34,68 triliun. Komposisi low cost fund meningkat dari 49,58% di Desember 2016 menjadi 51,80% di Desember 2017.

"Alhamdullilah, kami bersyukur atas pencapaian tersebut dan berterimakasih kepada stakeholders atas kepercayaannya kepada Mandiri Syariah," katanya di Jakarta, Kamis (8/3/2018).

Lebih lanjut dirinya mengatakan pertumbuhan dana murah ditopang oleh tabungan yang naik 13,13% menjadi Rp31,39 triliun dari sebelumnya Rp27,75 triliun. Giro juga ikut naik sebesar 29,31% (year on year) menjadi Rp8,96 triliun dari posisi 2016 Rp6,93 triliun.  

Posisi tabungan Mandiri Syariah berada di peringkat sembilan perbankan nasional yang menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap Mandiri Syariah. Hal itu berlangsung di tengah ketatnya kondisi ekonomi 2017 yang turut meningkatkan persaingan dalam penghimpunan dan penyaluran dana. 

Toni menjelaskan strategi penghimpunan dana ke depan adalah dengan terus meningkatkan komposisi dana murah yaitu tabungan dan giro untuk menekan cost of fund. Dengan peningkatan DPK tersebut berhasil mendorong posisi aset ke angka Rp87,94 triliun atau naik 11,55% dari posisi 2016 Rp78,83 triliun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: