Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jadi Motor Ekonomi, Investor Didorong Investasi Manufaktur

Jadi Motor Ekonomi, Investor Didorong Investasi Manufaktur Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah melalui Kementrian Perindustrian (Kemenperin) mendorong para investor untuk menanamkan modalnya di sektor manufaktur di tanah air. 

Staf Ahli Menteri Bidang Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri, Kemenperin Imam Haryono, mengatakan sektor manufaktur merupakan salah satu sektor yang diandalkan menjadi penggerak perekonomian nasional.

“Beberapa sektor lainnya sepeti pertanian dan perdagangan masih memberikan kontribusi di bawah 13,2%. Bahkan, beberapa sektor lainnnya seprti jasa keuangan, pendidikan, kesehatan masih dibawah 4,2%. Untuk itu, saya mengajak kepada  para investor  yang hadir untuk terus meningkatkan investasinya terutama di industri manufaktur,” kata Imam saat menghadiri CEO Diner Gathering yang diprakarsai Warta Ekonomi di Jakarta, Jumat (9/3/2018).

Imam mengatakan pertumbuhan industri pengolahan  triwulan II 2017 mencapai 5,4% dan di triwulan IV 5,14%. Kondisi ini, kata dia,  merupakan momentum pertumbuhan yang baik untuk diteruskan dan dijaga kesinambungannya dengan menciptakan iklim investasi dan kepastian berusaha bagi para investor.

“Kontribusi industri manufaktur terhadap penerimaan negara juga paling besar sekitar Rp335 triliun yang berasal dari pajak penghasilan (PPh) Rp185 triliun dan cukai Rp150 triliun,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memproyeksikan subsektor yang akan memacu pertumbuhan manufaktur nasional di tahun 2018, yaitu industri baja dan otomotif, elektronika, kimia, farmasi, serta makanan dan minuman. Subsektor ini diharapkan mampu mencapai target pertumbuhan industri pengolahan nonmigas tahun 2018 yang telah ditetapkan sebesar 5,67 %.

Airlangga meyakini sektor manufaktur masih menjadi kontributor terbesar bagi perekonomian nasional, di antaranya melalui peningkatan pada nilai tambah bahan baku dalam negeri, penyerapan tenaga kerja lokal, dan penerimaan devisa dari ekspor.

 “Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian fokus menjalankan kebijakan hilirisasi industri,” tegasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: