Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekspor Jagung ke Filipina, Menteri Amran: Sejarah Baru bagi Indonesia

Ekspor Jagung ke Filipina, Menteri Amran: Sejarah Baru bagi Indonesia Kredit Foto: Antara/Yusran Uccang
Warta Ekonomi, Makassar -
Pemerintah Provinsi Sulsel, Kementerian Pertanian dan PT Pelabuhan Indonesia IV secara resmi melepas ekspor jagung sebesar 6.700 ton ke Filipina melalui Pelabuhan Soekarno-Hatta, Kota Makassar, Jumat kemarin. Pelepasan atau pengapalan pertama komoditas jagung tersebut merupakan bagian dari 60 ribu ton yang akan dikirim ke Filipina dengan nilai Rp210 miliar. 
 
Menteri Pertanian Republik Indonesia, Amran Sulaiman, menyatakan ekspor yang dilakukan pada hari ini adalah bagian dari sejarah baru Indonesia. Indonesia telah berhasil mengubah statusnya yang sebelumnya dikenal sebagai negara pengimpor jagung, kini berhasil mengimpor jagung ke negara-negara tetangga. Torehan positif itu harus mampu dipertahankan pada masa-masa mendatang. 
 
“Bapak-ibu sekalian tolong sampaikan ke publik, ekspor ini adalah sejarah baru bagi Indonesia. Dulu kita impor 3,6 juta ton. Nah, tahun ini kita sudah ekspor,” ujar Menteri Amran. 
 
Menurut dia, Sulsel bersama daerah produsen jagung lainnya mesti menjaga kinerja agar mampu mewujudkan Indonesia swasembada pangan. “Andai saja kita tidak kerja keras hari ini, bisa jadi kita sudah impor 5 juta ton jagung yang nilainya kurang lebih Rp13 triliun. Hari ini kita sudah balikkan itu,” tuturnya.
 
Selain Filipina, Indonesia diketahui telah melakukan perjanjian kerjasama bersama negara lain untuk ekspor jagung. Malaysia misalnya, membutuhkan 3 juta ton jagung dari Indonesia atau setara Rp10 triliun. 
 
Lebih jauh, Menteri Amran menuturkan bukan hanya jagung yang ingin dibuatnya melimpah. Pihaknya berkomitmen mengembalikan kejayaan Indonesia pada masa lalu sebagai negara penghasil rempah-rempah. Untuk itu, pemerintah amengalokasikan Rp2,7 triliun untuk membeli bibit dan benih. 
 
Khusus untuk kakao dan lada, Menteri Amran menyebut rencananya dipusatkan di wilayah Luwu Raya. "Ini agar mengembalikan kejayaan kita 500 tahun lalu," harapnya. 
 
Saat ini, Indonesia sendiri menjadi negara produsen kakao terbesar ketiga, palm oil nomor satu, lada nomor satu dan karet nomor tiga dunia. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: