Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Laba Melonjak 110%, Antam Catatkan Penjualan Tertinggi Sepanjang Sejarah

Laba Melonjak 110%, Antam Catatkan Penjualan Tertinggi Sepanjang Sejarah Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) mencatat terjadi lonjakan yang cukup besar dari laba bersih di sepanjang 2017 yang sebesar 110,6% menjadi Rp136,50 miliar dibandingkan laba Rp64,81 miliar atau pada periode sama tahun sebelumnya.

Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo menuturkan bila penjualan perseroan pun naik menjadi Rp12,65 triliun dari penjualan Rp9,10 triliun di 2016, beban pokok naik jadi Rp11,00 triliun dari Rp8,25 triliun tahun sebelumnya.

Laba kotor meningkat menjadi Rp1,64 triliun dari laba kotor tahun sebelumnya yang Rp851,79 miliar. Sementara laba usaha diraih Rp600,60 miliar, naik tajam dari laba usaha tahun sebelumnya, Rp8,15 miliar.

Beban lain-lain bersih diderita Rp146,20 miliar usai meraih pendapatan lain-lain bersih tahun sebelumnya yang Rp229,13 miliar dan laba sebelum pajak diraih Rp454,39 miliar naik dari laba sebelum pajak tahun sebelumnya yang Rp237,29 miliar.

Pada 2017, Antam kembali mencatatkan volume produksi dan penjualan tertinggi sepanjang sejarah Perusahaan. Kinerja produksi feronikel mencapai 21.762 ton nikel (TNi) dalam feronikel, naik sebesar 7% dari capaian tahun 2016. 

"Penjualan feronikel mengalami pertumbuhan 4% mencapai 21.813 TNi. Penjualan feronikel pada 2017 merupakan kontributor terbesar kedua dari total penjualan bersih Antam, dengan kontribusi sebesar Rp3,22 triliun atau 25% dari total penjualan bersih di 2017," ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (12/3/2018).

Untuk komoditas emas, Antam mencatatkan total volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebesar 1.967 kg (63.240 oz). Sementara itu, volume penjualan emas Antam di seanjang 2017 tercatat sebesar 13.202 kg (424.454 oz), tumbuh sebesar 29% dibandingkan volume penjualan periode tahun sebelumnya sebesar 10.227 kg (328.806 oz) seiring dengan strategi pengembangan pasar emas baik domestik dan ekspor serta inovasi produk Logam Mulia Antam. 

Pendapatan Antam dari penjualan emas di FY17 tercatat sebesar Rp7,37 triliun. Capaian penjualan bersih tersebut naik 33% dibandingkan penjualan bersih emas FY16 yang tercatat sebesar Rp5,54 triliun.

Perseroan pun terus berupaya untuk meningkatkan penjualan emas dengan melakukan perluasan pasar. Antam telah menandatangani kerja sama dengan PT Pos Indonesia (Persero) untuk memanfaatkan 205 Kantor Pos di seluruh Indonesia sebagai channel penjualan dan distribusi penjualan emas ANTAM. 

"Pada tahun 2017, Antam melalui unit bisnis pengolahan dan pemurnian logam mulia secara resmi melakukan perluasan distribusi pemasaran produk emas Antam ke Jepang melalui inovasi produk baru berupa emas batangan motif Hello Kitty (minted-bar Hello Kitty)," imbuhnya. 

Antam merupakan satu-satunya gold refinery di ASEAN yang memiliki sertifikat London Bullion Market Association (LBMA). Dengan sertifikat ini, produk emas ANTAM terjamin kepastian berat dan  kemurniannya serta bisa diperdagangkan secara internasional.  

Pada 2017, Antam telah mendapatkan izin ekspor bijih nikel kadar rendah sebesar 3,9 juta wmt (

Seperti halnya pada bijih nikel, Antam juga telah mendapatkan rekomendasi ekspor mineral dari KESDM untuk bijih bauksit tercuci sebesar 850 ribu wmt. Pada 2017, Antam mencatatkan volume produksi bijih bauksit sebesar 705.322 wmt, tumbuh sebesar 192% dengan volume penjualan mencapai 838.069 wmt, naik sebesar 181% dibandingkan capaian tahun 2016. Pada FY17 ANTAM mencatatkan pendapatan dari bijih bauksit sebesar Rp398 miliar naik 283% dibandingkan nilai penjualan bijih bauksit pada FY16 sebesar Rp104 miliar.  

Dengan nilai kas dan setara kas sebesar Rp5,55 triliun, Antam masih memiliki posisi keuangan yang cukup solid. Proyek kunci Antam saat ini yang mencakup Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim (P3FH) berjalan dengan on track dengan realisasi kontsruksi 38% sampai dengan akhir FY17. Direncanakan pabrik Feronikel Haltim (Line 1) memiliki kapasitas produksi sebesar 13.500 TNi dimana konstruksi pabrik direncanakan selesai pada akhir 2018. 

"Nantinya dengan selesainya proyek pembangunan pabrik feronikel Haltim (Line 1) akan meningkatkan kapasitas total terpasang feronikel ANTAM sebesar 50% dari kapasitas produksi feronikel terpasang saat ini sebesar 27.000 TNi menjadi 40.500 TNi per tahun," terangnya.

 

Dalam hal pengembangan komoditas bauksit, saat ini ANTAM terus berfokus pada pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) bekerjasama dengan PT INALUM (Persero) yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGA per tahun (Tahap 1).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: