Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tampil di Boston, BUMN Perikanan Ini Catat Transaksi Ekspor Rp300 Miliar

Tampil di Boston, BUMN Perikanan Ini Catat Transaksi Ekspor Rp300 Miliar Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perum Perikanan Indonesia (Perindo) mendapat hasil nyata dari mengikuti pameran Seafood Expo North America (SENA) di Boston, 11-13 Maret 2018. BUMN Perikanan ini langsung mencatat transaksi kontrak ekspor senilai US$21,9 atau sekitar Rp300 miliar. 

Transaksi ekspor itu diwujudkan dalam bentuk penandatanganan kontrak antara Direktur Utama Perum Perikanan Indonesia Risyanto Suanda dan wakil dari dua perusahaan importir seafood dari Amerika Serikat, Harbor Seafood Inc senilai US$16,5 juta dan North Atlantic Inc (US$5,4 juta). 

Penandatanganan kontrak dilakukan di booth Perum Perindo pada hari pertama pameran, Minggu (11/3/2018) waktu AS, dan disaksikan langsung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti dan Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan Nilanto Perbowo yang juga hadir dalam SENA kali ini. 

Dirut Perum Perindo Risyanto Suanda mengaku bersyukur bisa mendapat kontrak ekspor dengan nilai relatif besar itu. Hal itu, lanjut dia, sejalan dengan komitmen Perum Perindo untuk meningkatkan kontribusi dalam ekspor produk perikanan.

"Nilai ekspor kami akan meningkat 30 kali lipat lebih dibanding 2017 lalu,"’ jelasnya dalam keterangan yang diterima, Senin (12/3/2018). 

Dia menjelaskan, sejak 2016 lalu Perum Perindo sudah ekspor produk olahan ikan ke negeri Paman Sam ini. Namun, nilainya masih kecil yaitu Rp5 miliar, lalu 2017 Rp10 miliar. Ekspor ke AS itu berupa produk olahan ikan kakap, kerapu dan mahi-mahi, serta rajungan hasil produksi Perum Perindo bersama mitranya PT Kemilau Bintang Timur (KBT) di Cirebon dan Makassar. 

Meningkatnya nilai ekspor itu, menurut Risyanto, disebabkan oleh beberapa hal. Antara lain akibat meningkatnya pasokan bahan mentah bernilai tinggi yang bisa diperoleh Perum Perindo. "Ditambah lagi, upaya kami untuk meningkatkan kualitas produk direspons positif buyer di luar negeri," jelasnya. 

Risyanto menambahkan, selain ekspor ke AS, Perum Perindo juga sudah mulai rutin ekspor produk olahan tuna ka Jepang yakni Marine Ltc, perusahaan yang berkantor di Osaka, dengan volume rata-rata 1,75 ton per hari dalam bentuk loin tuna. Sejak mulai ekspor pada Oktober 2017 (dengan jumlah rata-rata 500 kg loin), hingga 9 Maret, tercatat sudah ekspor 72 ton dengan nilai Rp14 miliar. 

Ekspor loin ke Jepang itu, jelas  Risyanto, dilakukan Perum Perindo dengan mitra kerja samanya, CV Tuna Kieraha Utama di Ternate. Dengan perkiraan ekspor 1,75 per ton lon per hari, hingga akhir tahun volume ekspor bisa mencapai 500 ton pada 2018 ini senilai Rp100 miliar. 

"Untuk ekspor tuna, menyusul akan ditambah dengan siap beroperasinya unit penangkapan dan pengolahan tuna kami di Sorong. Kami membangun lima rumpon di sana, mempekerjakan 50 pemancing, dengan produksi rata-rata 2 ton tuna utuh, atau sekitar 1 ton tuna dalam bentuk loin per hari. Targetnya, ekspor ke Jepang, Vietnam, dan Thailand," paparnya. 

Dia menambahkan, awal Maret lalu, tuna dari Sorong itu sudah ikut lelang di Tsukiji, Jepang, dengan hasil bagus. Di luar ekspor olahan ikan dan rajungan ke AS, olahan tuna ke Jepang, Perum Perindo menurut Risyanto juga sudah melakukan ekspor beberapa produk lain. Antara lain cakalang beku ke Jepang (baru dua kali, pada November 2017 dan Maret 2018, masing-masing 2 kontainer, senilai total Rp1,3 miliar) dan ikan hidup ke Hongkong sebanyak 20 ton senilai Rp2,75 miliar, juga ekspor bandeng ke Srilanka. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: