Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Akhirnya, Warga Sipil Dievakuasi dari Ghouta Timur

Akhirnya, Warga Sipil Dievakuasi dari Ghouta Timur Kredit Foto: Reuters/Alkis Konstantinidis
Warta Ekonomi, Beirut -

Koordinator warga sipil PBB di Suriah mengatakan sebuah evakuasi warga sipil diperkirakan terjadi pada hari Selasa (13/3/2018) di daerah kantong pemberontak Ghouta timur, di mana militer telah melakukan serangan hebat.

"Hari ini, kami mengharapkan evakuasi warga sipil, termasuk orang-orang dengan kondisi yang memerlukan tindakan medis," Ali al-Za'tari mengatakan di persimpangan al-Wafideen, tanpa menjelaskan lebih jauh, sebagaimana dikutip dari Reuters, Selasa (13/3/2018).

Amerika Serikat pada hari Minggu (4/3/2018) membuat tuduhan terkuatnya sampai saat ini terkait dengan keterlibatan Moskow dalam kematian warga sipil di Suriah, serta mengatakan bahwa pesawat terbang Rusia menerbangkan misi pengeboman di wilayah Ghouta timur yang terkepung karena menentang gencatan senjata Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Gedung Putih juga menyatakan jika pesawat militer Rusia lepas landas dari Humaymim Airfield di Suriah dan melakukan setidaknya 20 misi pemboman per harinya di Damaskus dan Ghouta timur antara 24 Februari dan 28 Februari. Gedung Putih tidak mengatakan apakah jet tersebut menjatuhkan sebuah artileri, yang bisa lebih sulit ditentukan untuk melacak jalur penerbangan pesawat Rusia di radar A.S. Namun Amerika Serikat langsung menuduh Rusia telah membunuh warga sipil.

Presiden Suriah Bashar al-Assad bersumpah pada hari Minggu (4/3/2018) untuk melanjutkan serangan di Ghouta timur, salah satu tragedi yang paling mematikan dalam perang tersebut. Sebuah kelompok pemberontak lokal menyebutnya sebuah kampanye "bumi hangus". Dengan perang memasuki tahun kedelapan, merebut Ghouta timur akan menjadi kemenangan besar bagi Assad, yang telah dan terus menguasai wilayah pemberontak dengan dukungan dari Rusia dan Iran.

Serangan udara oleh pemerintah telah menewaskan 659 orang di Ghouta timur sejak 18 Februari, sementara serangan pemberontak di Damaskus telah menewaskan 27 orang, menurut Observatorium untuk Hak Asasi Manusia Suriah.

Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan pada hari Jumat bahwa serangan udara Suriah ke Ghouta timur dan penembakan dari daerah yang telah diblokade yang menjadi sarang pemberontak ke Damaskus mungkin masuk kategori kejahatan perang. Gedung Putih meminta pasukan pro-Assad untuk "segera berhenti menargetkan infrastruktur medis dan warga sipil."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: