Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Klaim Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I Melebihi Realisasi 2017

BI Klaim Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I Melebihi Realisasi 2017 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo meyakini pertumbuhan ekonomi domestik di kuartal-I 2018 akan melebihi 5,01 persen (tahun ke tahun/yoy) atau realisasi pertumbuhan di kuartal I 2017.

Menurut Agus di Jakarta, pendorong pertumbuhan di kuartal I tahun ini adalah kinerja dunia usaha dan juga berlanjutnya program-program pemerintah yang terindikasi dari meningkatnya laju impor untuk bahan baku sejak Desember 2017 hingga Februari 2018.

Namun, pertumbuhan ekonomi di paruh pertama tahun ini melambat jika dibandingkan kuartal IV 2017 yang sebesar 5,19 persen (yoy).

"Sejak Desember pertumbuhan impor cukup tinggi dan banyak dikontribusi oleh impor bahan baku. Kami perkirakan juga Februari 2018 itu neraca perdagangan masih defisit," kata dia.

Selain itu konsumsi rumah tangga selama tiga bulan pertama ini, ujar Agus, juga membaik, dibanding tren konsumsi tahunan di kuartal I-2018. Penyebabnya adalah sudah disalurkannya dana desa untuk tahap awal di Februari 2018. Dana desa yang sudah dicairkan adalah Rp2,92 triliun atau 24,4 persen dari pagu tahap awal sebesar Rp12 triliun. Adapun total dana desa yang disiapkan tahun ini adalah Rp60 triliun.

Bahkan, menurut Agus, dana desa ditambah bantuan sosial dari pemerintah akan menjaga kontribusi konsumsi rumah tangga untuk pertumbuhan ekonomi tahun ini. Konsumsi rumah tangga pada 2017 hanya mencatatkan pertumbuhan 4,9 persen atau di bawah tren tahunan yang sebesar lima persen.

"Jadi secara umum sumber pertumbuhan kita di 2018 ada di investasi, ekspor, dan juga konsumsi," ujar Mantan Menteri Keuangan itu.

Bank Sentral menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun ini akan berada di rentang 5,1-5,5 persen (yoy), setelah pada 2017 hanya tumbuh 5,07 persen. Sedangkan untuk inflasi ingin dijangkar Bank Sentral di 2,5-4,5 persen (yoy) setelah pada 2017 sebesar 3,6 persen (yoy).

 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: