Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soal Suap Hakim PN Tangerang, Begini Kronologisnya

Soal Suap Hakim PN Tangerang, Begini Kronologisnya Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Komisi Pemberantasan Korupsi menyampaikan kronologi pemberian suap kepada hakim dan panitera pengganti di Pengadilan Negeri (PN) Tangerang, Banten.

"Pada Senin, 12 Maret 2018, KPK mengamankan 7 orang. Semua dibawa dari Tangerang dan Jakarta, " kata Wakil Ketua KPK Basaria Panjatian dalam konferensi pers di gedung KPK Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan tujuh orang tersebut adalah WWN (Wahyu Widya Nurfitri), hakim di PN klas IA Khusus Tangerang, TA (Tuti Atika), panitera pengganti di tempat yang sama, AGS (Agus Wiratno) dan HMS (HM Saipudin), advokat serta 3 PNS di lingkungan PN Tangerang.

Menurut dia, tujuh orang tersebut diamankan karena ada pemberian uang ke hakim melalui panitera karena sedang menangani kasus perdata dan ada pihak-pihak tertentu yang ingin kasusnya dimenangkan dan berupaya melalui pengacara memberikan sejumlah uang untuk hakim.

"Panitera TA (Tuti Atika) berkomunikasi dengan AGS (Agus Wiratno) advokat, terkait perkara perdata wanprestasi di PN Tangerang," ungkap Basaria.

Sidang pembacaan putusan seharusnya dijadwalkan pada 27 Februari 2018 tapi karena panitera pengganti sedang umrah, putusan ditunda menjadi 8 Maret 2018.

"Diduga TA menyampaikan informasi kepada pengacara AGS mengenai rencana putusan yang isinya 'menolak gugatan', dengan segala upaya AGS mengupayakan agar gugatan dimenangkan," ungkap Basaria.

Karena itu, pada 7 Maret 2018, Agus atas persetujuan Saipudin kembali bertemu dengan Tuti di PN Tangerang dan menyerahkan uang 7,5 juta yang diserahkan ke Tuti yang kemudian diserahkan kepada Wahyu Widya sebagai ucapan terima kasih kesepakatan untuk memenangkan kasus yang ditangani.

Namun karena uang tersebut dinilai kurang, akhirnya disepakati nilainya Rp30 juta, dengan perjanjian kekurangan Rp22,5 juta diberikan kemudian.

Hingga 8 Maret 2018 Agus belum juga menyerahkan sisa kekurangan yang disepakati dan sidang pembacaan putusan kembali ditunda dengan alasan anggota majelis hakim sedang bertugas keluar kantor sehingga dijadwalkan 13 Maret 2018.

Pada 12 Maret, Agus membawa uang Rp22,5 juta yang dimasukkan amplop putih dari kantornya di Kebon Jeruk ke PN Tangerang. Ia tiba pukul 16.15 WIB dan Agus langsung menyerahkan uang ke Tuti.

Tim kemudian mengamankan Agus di parkiran Pengadilan Tangerang. Tim lalu masuk ke ruangan Tuti dan mengamankan Tuti serta uang Rp22,5 juta yang baru diserahkan.

Tim lalu membawa Agus, Tuti bersama 3 orang lain yaitu pegawai PN Tangerang ke gedung KPK untuk menjalani pemeriksaan awal. Selanjutnya tim bergerak ke Kebon Jeruk jakbar dan mengamankan Saipudin di kantornya sekitar pukul 20.00.

Orang terakhir yang diamankan adalah Wahyu Widya di Bandara Soekarno Hatta saat baru tiba dari Semarang sekitar pukul 20.30 WIB.

Pemberian untuk Wahyu Widya dan Tuti bernilai total Rp30 juta secara bertahap yaitu dua kali pada 7 Maret 2018 sebear Rp7,5 juta dan pada 12 Maret 2018 sebesar Rp22,5 juta.

"Uangnya murni dari pengacara karena untuk sementara dari hasil penyidikan ada kesepakatan antara M (Momoh) sebagai pemilik tanah akan ada 'success fees, dengan pengacara mendapat 40:60 dari hasi jual tanah, jadi advokat berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan perkaranya," jelas Basaria.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: