Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Syngenta Apiro Cegah Potensi Gagal Panen

Syngenta Apiro Cegah Potensi Gagal Panen Kredit Foto: Syngenta Indonesia
Warta Ekonomi, Jakarta -

Syngenta, perusahaan global yang bergerak di bidang pembibitan dan produksi obat untuk pertanian meluncurkan penemuan terbaru yang diberi label Apiro 550.8SC. Obat jenis herbisida ini diklaim mampu membasmi gulma pada tanaman padi.  

Country Head Syngenta Indonesia, Parveen Kathuria, mengungkapkan salah satu masalah yang dihadapi petani di Indonesia saat ini adalah gulma. Serangan hama tanaman tersebut dapat mengakibat penurunan produktivitas antara 30-40%. Persoalan lainnya, banyak petani di Indonesia yang masih menanggulangi hama tersebut dengan cara tradisional sehingga tidak efektif. 

Dengan herbisida Apiro dari Syngenta, lanjut Parveen, petani dapat mengatasi persoalan tersebut dengan lebih mudah dan cepat. Dimana obat tersebut dapat digunakan dengan cara dipercikkan ke tanah atau disemprotkan ke daun. 

Obat tersebut juga tidak telalu mahal. Di pasaran dijual dengan harga Rp145 ribu untuk ukuran 100 mililiter, Rp225 untuk kemasan 250 mililiter. Untuk lahan satu herktar menurut Parveen hanya butuh dua kemasan dengan biaya sekitar Rp370-390 ribu.  

"Apiro 1 aplikasi 1 solusi, artinya pengaplikasian satu kali dalam musim tanam, tanaman bersih dari gulma," ujar Parveen. 

Head Syngentas ASEAN Territory Alex Berskovskiy menambahkan, Syngenta adalah jaringan perusahaan global yang telah hadir di Indonesia sejak 1960. Selain di Indonesia perusahaan asal Swiss ini juga beroperasi di 5 negara Asean Thailand, Vietnam, Malaysia, Philipina, dan Indonesia sebagai pasar terbesar. 

Di Indonesia Syngenta telah memiliki kantor pusat di Jakarta, membangun pabrik di Gunung Putri, Pusat Riset dan Pengembangan di Cikampek dan pusat pembibitan di Pasuruan. Syngenta melakukan riset dan memproduksi produk yang dibutuhkan petani, seperti Apiro dan Plenum 50GW sebagai obat ampuh pembasmi wereng coklat. 

Permasalahan di negara-negara berkembang menurut Alex adalah ketidak tahuan para petani dalam meningkatkan produktivitas pertaniannya. Dengan produk-produk yang dimiliki, Syngenta tidak hanya menghadirkan produk obat-obatan tapi memberikan edukasi kepada petani. 

"Di ASEAN kami punya ribuan karyawan di lapangan untuk memastikan menggunakan teknologi dengan baik dan benar," ujar Alex.

Menurut Alex, Syngenta tahu benar Indonesia ingin menjadi negara yang swasembada. Kehadiran Syngenta di Indonesia menurutnya dapat mewujudkan mimpi tersebut. Untuk mewujudkan mimpi itu, Syngenta juga bekerja sama dengan pemerintah dan mitra lainnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: