Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia Manfaatkan OBOR, Kenapa Tidak?

Indonesia Manfaatkan OBOR, Kenapa Tidak? Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Terlepas dari berbagai kontroversi yang berkembang di tengah masyarakat, Indonesia diyakini dapat memanfaatkan kebijakan One Belt One Road (OBOR) yang dipromosikan pemerintah Republik Rakyat China (RRC). Tentunya, ada syarat yang tidak dapat ditinggalkan, yakni kepentingan nasional dan rakyat banyak yang harus menjadi prioritas utama pengambil kebijakan.

Demikian disampaikan wartawan senior Teguh Santosa dalam Diklat Diplomat Muda Sekolah Staf Dinas Luar Negeri (Sesdilu) Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Kementerian Luar Negeri, di Jakarta, Rabu (14/3/2018).

Dosen Hubungan Internasional Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, ini juga mengatakan wajar bila RRC mengincar Indonesia, mengingat Indonesia memiliki sumber daya alam yang luar biasa dan berada pada posisi yang sangat strategis. 

Semestinya, situasi ini membuat kepercayaan diri dan daya tawar Indonesia di meja perundingan menjadi lebih besar sehingga pada praktiknya OBOR betul-betul bermanfaat bagi Indonesia dan tidak direspons negatif serta melahirkan pro kontra yang tidak menguntungkan.

Di saat bersamaan, Teguh mendorong pemerintah untuk menjaga perimbangan kepentingan antara blok-blok ekonomi yang ingin menjalin kerja sama dengan Indonesia.

"Dulu kita mengenal doktrin luar negeri bebas aktif, rowing between two reefs. Pemerintahan di era Sukarno tidak sungkan menjalin hubungan dengan semua blok selagi hubungan itu menguntungkan kepentingan nasional," ujar Teguh dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (15/3/2018).

Menyadari tertinggalnya pembangunan Indonesia dibandingkan negara-negara lain di kawasan, Teguh berpandangan mewujudkan Indonesia-Sentris tidak bisa dipaksakan hanya pada pembangunan fisik dalam lima tahun. Dibutuhkan pula strategi baru yang efektif untuk mengejar ketertinggalan itu tanpa menjadikan Indonesia terikat oleh kepentingan bangsa lain. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: