Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mie Goreng Instan Alami: Jawaban Lemonilo atas Tingginya Konsumsi Mie di Indonesia

Mie Goreng Instan Alami: Jawaban Lemonilo atas Tingginya Konsumsi Mie di Indonesia Kredit Foto: Lemonilo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menyadari adanya kebutuhan yang begitu besar untuk melakukan perubahan positif di sektor kesehatan dari segi lifestyle, Shinta Nurfauzia, Johannes Ardiant, dan Ronald Wijaya, memutuskan membangun "Lemonilo". Lemonilo bermitra dengan berbagai UKM dari seluruh Indonesia untuk menyediakan berbagai produk alami terjangkau dengan jaminan bebas dari 100+ bahan sintetis berbahaya, melalui curated marketplace.

Salah satu produk best-seller Lemonilo yaitu mie goreng instan alami. Mie instan yang terbuat dari bayam pola tanam organik dan bebas trans fat ini merupakan jawaban Lemonilo atas fenomena konsumsi mie instan yang sangat besar di Indonesia.

COO Lemonilo, Ronald Wijaya, mengatakan cukup banyak orang yang bingung terhadap Lemonilo. Lemonilo merupakan startup healthy lifestyle, tapi produknya malah mie instan. Alasannya, setidaknya setiap orang di Indonesia mengonsumsi sebungkus mie instan dalam seminggu. Padahal, kita semua tahu bahwa mie instan sendiri mengandung banyak bahan sintetis yang memberi dampak buruk untuk tubuh jika dikonsumsi secara rutin.

"Jadi, tingkat konsumsi mie instan Indonesia yang besar ini dapat memberikan dampak negatif dalam jangka panjang,” ujar Ronald dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (15/3/2018).

CIO Lemonilo, Johannes Ardiant, menambahkan karena fakta di lapangan inilah, mie instan menjadi salah satu produk yang kami percaya perlu di-disrupt terlebih dahulu dengan mie instan alami yang kami harap dapat menjadi pilihan masyarakat menjadi lebih sehat secara mudah dan terjangkau.

"As a company, kami perlu menemukan cara tercepat untuk memperkenalkan Lemonilo sebagai pionir healthy lifestyle. Dengan teknologi, kami berhasil terbantu lebih cepat dalam menemukan formula produk dan memperkenalkan produk tersebut ke market," imbuh Johannes.

CEO Lemonilo, Shinta Nurfauzia, mengungkapkan Lemonilo menargetkan mengeluarkan 50-75 SKU (stock keeping unit) baru per tahun. Hal ini memungkinkan karena siklus R&D dan launch Lemonilo memang jauh lebih cepat dari siklus FMCG biasa, sebagai efek dari penggabungan teknologi dan sumber daya UKM. Lemonilo menjadi startup pionir yang fokus dalam “mengurus” orang sehat agar menjaga gaya hidup sehatnya. Jika harga produk-produk alami bisa terjangkau oleh masyarakat luas, kami percaya penyakit yang berhubungan dengan lifestyle seperti diabetes, jantung, dan darah tinggi bisa berkurang.

"Di sisi lain, bisnis Lemonilo juga berjiwa sosial karena agar Lemonilo bisa sukses, mitra UKM kami juga harus bersama-sama jadi sukses,” ujar Shinta.

Usaha Lemonilo ini juga mendapat dukungan dari East Ventures dan beberapa angel investors melalui pendanaan dengan jumlah yang tidak diungkapkan. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: