Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

DPR: Keuangan PGN Harus Segera Diperbaiki

DPR: Keuangan PGN Harus Segera Diperbaiki Kredit Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Inas Nasrullah Zubir meminta pemerintah menyelesaikan kewajiban utang PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau PGN, agar beban utang PGN tidak memberatkan Pertamina ketika holding BUMN Migas 

Menurut Inas, PGN memiliki banyak tanggungan dampak penugasan yang diberikan pemerintah untuk membangun sejumlah proyek. "Tahun lalu, perusahaan hilir gas bumi tersebut mendapat penugasan membangun 26 ribu jaringan gas untuk pelanggan rumah tangga, serta membangun 60 unit Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di seluruh Indonesia sampai 2019." Katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (14/3/2018).

Lanjutnya, untuk mendanai proyek penugasan pemerintah tersebut, PGN menggunakan kas internal, pinjaman bank, maupun dari dana penerbitan obligasi. PGN tercatat memiliki liabilitas sebesar US$3,10 miliar yang terdiri dari utang jangka pendek sebesar US$466,66 juta dan utang jangka panjang US$2,63 miliar.

"Kalau mau menyelamatkan PGN, bereskan dulu utangnya PGN," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina Gigih Prakoso mengatakan memperkirakan butuh waktu setidaknya tiga tahun untuk meningkatkan kinerja keuangan PGN jika holding BUMN Migas sudah beroperasi

"Tadi kan Pak Dirut bilang recovery-nya butuh waktu paling tidak sekitar tiga tahun setelah terbentuk Holding Migas," kata Gigih Usai rapat dengar pendapat dengan Panja Aset BUMN kemari

Selain itu Gigih juga menyebut Pertamina akan mengevaluasi juga aset-aset PGN. "Harus ada upaya besar, misalkan kami lihat kontrak-kontraknya efisiensi, kenapa suplai turun, masalah harga, aset-asetnya," ujarnya.

Sebelumnya Anggota Komisi VI DPR Rieke Diah Pitaloka, Rabu (14/3/2018) mengatakan PGN dikhawatirkan bisa membebani kinerja holding BUMN Migas jika skema penggabungannya dengan PT Pertamina Gas (Pertagas) dilanjutkan. 

Dalam catatan Rieke, PGN memiliki kinerja yang kurang menggembirakan terutama penurunan jumlah laba bersih dalam lima tahun terakhir, "Padahal jumlah aset perusahaan terus bertambah." katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: